"Itu lebih baik daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan," tegas Ganjar.
Akan tetapi, kalangan dokter tidak menerima tudingan Moeldoko dan Ganjar. Di media sosial, para dokter ramai-ramai menyampaikan protes.
Baca Juga: Cibiran Publik ke Mobil Dinas TNI Dipakai Warga Sipil, Netizen : Bisa Beli Nasi Uduk, Pinjam Dong
"Tudingan bahwa RS meng-covid-kan pasien untuk mendapatkan anggaran ini berbahaya, apalagi diucapkan oleh pejabat negara," protes dokter spesialis jantung, dr. Berliana Idris, lewat akun Twitter @berlianidris pada Sabtu, 3 Oktober 2020.
Padahal, sebelum pernyataan itu keluar saja, sudah banyak tenaga kesehatan yang terkena serangan masyarakat yang berburuk sangka. Apalagi, lanjutnya, setelah adanya pernyataan itu.
"Saya sendiri pernah diserang secara verbal, dituduh meng-covid-covid-kan pasien," ungkapnya.
Baca Juga: Keberadaan KAMI Terus Tuai Polemik, Pengamat: Gatot Nurmantyo Punya Potensi Ambil Alih Peran Prabowo
Protes juga dilayangkan dokter yang juga akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Tonang Dwi Ardyanto. Dia menilai pernyataan Moeldoko dan Ganjar membuat runtuhnya kepercayaan masyarakat kepada pelayanan kesehatan. Padahal, kepercayaan adalah harga paling mahal bagi seorang dokter.
"Kerja keras membangun trust, runtuh sekejap. Sadarkah Pak?" cuit @tonangardyanto.
Selain itu, dr. Andi Khomeini Takdir melalui akun Twitternya, @dr_koko28 juga menyayangkan omongan Moeldoko tersebut. Menurut dia, buat apa RS memvonis corona pasien yang tidak positif.