PR CIREBON - Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah menduga, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membawa agenda pribadi, soal tudingan terhadap KAMI yang mengganggu stabilitas politik.
"Padahal presiden berkali-kali mengatakan bahwa sikap kritis tak menghalangi untuk bersahabat atau jangan-jangan banyak anggota kabinet yang punya agenda pribadi?" kata Fahri, Sabtu, 3 Oktober 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.
Padahal, lanjut dia, saat memberikan Bintang Mahaputra ke dirinya dan Fadli Zon, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa kritik adalah perbedaan dan tidak menghalangi berteman.
Baca Juga: Banyak Netizen Harapkan Kematian Donald Trump, Twitter Ancam akan Blokir Akun Pengguna
"Gampang banget orang dituduh mengganggu stabilitas politik. Sikap para pembantu Presiden Jokowi dalam melihat oposisi dan suara-suara kritis masih memakai kacamata pra-reformasi dan pra-demokrasi," tuturnya.
Karena itu, menurut Fahri Hamzah, pengritik bukan sekedar teman baik pemerintah, bahkan teman sejati. Dalam negara demokrasi, keberadaan oposisi adalah syarat bagi demokrasi itu sendiri.
"Tapi pemerintah selalu nampak mengirim sinyal ganda. Gamang di depan corona, gamang juga di depan oposisi. Dan semakin tenang ia, nampak makin besar dan gagah kuasa. Semakin panik, maka ia nampak makin kecil dan lemah," jelasnya.
Baca Juga: Trump dan Melania Dinyatakan Positif Covid-19, Kim Jong Un Ungkap Simpati: Mereka Bisa Melewatinya
Untuk itu, Fahri mengingatkan bahwa semua saat ini sedang menghadapi bencana besar, dan pemerintah harus bisa mempersatukan bangsa menghadapi pandemi ini.