Gugurkan Tentara Indonesia, Berikut Kronologi Penembakan Serma Rama dari Milisi Uganda di Kongo

- 27 Juni 2020, 12:14 WIB
Prajurit TNI Gugur Dalam Tugas Misi Perdamaian PBB di Kongo
Prajurit TNI Gugur Dalam Tugas Misi Perdamaian PBB di Kongo /Jurnal Presisi/(Dok.Puspen TNI)

PR CIREBON - Peristiwa gugurnya seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam misi perdamaian PBB di Kongo begitu menyisakan kepedihan, terutama bagi keluarga mendiang prajurit Serma Rama Wahyudi.

Adapun Komandan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP) TNI, Mayjen Victor H Simatupang menjelaskan kronologis penembakan prajurit TNI Serma Rama Wahyudi yang menjadi anggota pasukan perdamaian PBB di Kongo.

Dalam kisahnya, peristiwa penembakan itu terjadi pada Senin sore 22 Juni 2020, saat itu Sersan Mayor Rama Wahyudi sebagai dantim tengah melaksanakan tugas pergeseran pasukan dan dukungan logistik wilayah Halulu.

Baca Juga: Tolak RUU HIP, Ketum Demokrat: Monopoli Tafsir Pancasila Hanya akan Disalahgunakan

"Mereka berangkat sekitar pukul 08.10 waktu setempat. Perjalanan lebih kurang memakan waktu 3 jam, mereka sampai di tempat dalam keadaan aman," ungkap Victor dalam keterangan yang dikutip dari Antara News pada Jum'at, 26 Juni 2020.

Pelaksanaan tugas itu didukung sebanyak 12 anggota dan ditambah dari Malawi ada dua orang. Mereka kembali sampai ke Halulu pukul 13.00 melaksanakan perbaikan-perbaikan jembatan.

Hingga sekitar pukul 15.45 waktu setempat, mereka berniat kembali ke Mavivi, tetapi dalam perjalanan ditembus oleh milisi dari Uganda yang masuk ke wilayah Kongo.

Baca Juga: Pilih 'Walk Out' dari Panja RUU HIP, DPW Partai Demokrat: Kami Satu-satunya yang Menolak dari Awal

"Anggota kita diserang mengakibatkan Serma Rama Wahyudi mengalami luka tembak di dada dan perut. Kemudian anggota kita pada saat penembakan itu semuanya melarikan diri, turun dari kendaraan dan berlindung ke roda truk. Mereka merayap ke belakang menuju kendaraan tempur APC bersama-sama dengan dua personel tentara Malawi," jelas Victor.

Keadaan genting itu terselamatkan saat tentara Malawi bisa menggunakan bahasa lokal dan bisa membuka kendaraan tempur APC. Hanya saja, baru disadari bahwa masih ada satu prajurit yang tidak terlihat, yakni Serma Rama.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x