"Kalau mereka menggunakan bahasa Inggris kemungkinan tidak bisa dibuka. Jadi, APC berhasil dibuka, masuk ke dalamnya. Setelah dihitung, ternyata masih ada ketinggalan, yakni Serma Rama," ujarnya.
Baca Juga: Indonesia Tuai Pujian usai Selamatkan 99 Pengungsi Rohingya, UNHCR: Harus Dicontoh Negara Lain
Kemudian lekas saja, situasi berubah menjadi pelik karena prajurit TNI berteriak dan meminta agar Serma Rama dijemput. Terlebih saat itu terjadi Serma Rama mendapat serangan tembakan yang membuatnya tak bisa melarikan diri.
"Anggota kita minta tolong kepada team leadernya Malawi supaya dijemput kembali. Dalam waktu 10 menit Sersan Mayor Rama Wahyudi sudah tidak sadarkan diri," kata Victor.
Adapun kelompok milisi yang menyusup itu telah merampok seluruh perlengkapan perorangan mulai dari senjatanya, vest jaket, dan helm. Alat pengamannya diambil semuanya oleh milisi, katanya.
Baca Juga: Miley Cyrus Dituduh Maling Foto, Penggugat Minta Ganti Rugi Rp. 2 Triliun
Sedangkan penceritaan lain datang Komandan Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco Letkol Czi M P Sibuea. Sebelumnya Sibuea mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada saat tugas pengiriman ulang logistik ke Temporary Operation Base (TOB),
Lebih detail, tugas itu ditujukan untuk prajurit Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco yang melaksanakan pembangunan jembatan Halulu sebagai sarana pendukung bagi masyarakat setempat.
"Namun, ketika perjalanan kembali ke COB (Central Operation Base), terjadi penghadangan dengan dihujani tembakan ke arah konvoi kendaraan angkut personel yang dikawal oleh dua unit kendaraan tempur APC Malawi Batalyon di wilayah Makisabo," kata Sibuea.
Baca Juga: KRL Yogyakarta-Solo Siap Beroperasi Gantikan KA Prameks, Netizen: Akan Jadi Kenangan Selamanya