Namun begitu, hasil diskusi dengan berbagai pihak menghasilkan fakta tidak memenuhi persyaratan.
"Pertimbangan saya, karena beliau meninggal saat masih menjabat," ucap Tjetjep.
Baca Juga: Dikunjungi Ribuan Ubur-ubur, Pembangkit Listrik Paiton Probolinggo Pasang 3 Lapis Pengaman
Meskipun harus diakui Tjetjep, tim medis telah bekerja maksimal sejak Syahrul dirawat di RSUP Kepri pada 11 April 2020 lalu. Hanya saja, faktor kondisi almarhum yang terus berubah, dari membaik hingga tiba-tiba memburuk.
Bahkan, tim medis telah melakukan pompa jantung dan sempat membuahkan hasil yang baik.
"Namun, selama perawatan kondisi almarhum tidak stabil, kadang membaik dan kadang drop. Dalam beberapa hari terakhir kondisi Syahrul drop," katanya.
Baca Juga: Cek Fakta: Italia Dikabarkan Minta Dibacakan Quran untuk Lawan Covid-19, Faktanya Berbeda
Namun pada akhirnya, kondisi Syahrul semakin memburuk. Sehingga, kerja maksimal tim medis harus mengakui kehendak Tuhan berkata lain.
"Tim medis sudah bekerja maksimal, tetapi Allah berkehendak lain,"tutup Tjetjep.***