PIKIRAN RAKYAT - Sebanyak 6.998 ekor babi dikabarkan mati akibat serangan Virus African Swine Fever (ASF) di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur.
Kasus kematian ribuan babi ini membuat masyarakat setempat resah karena sebagian dari mereka menjual babi untuk sumber pendapatan guna menunjang perekonomian rumah tangga.
Baca Juga: Sebar Kartu Pelepasan, Chile Klaim Penderita Covid-19 yang Pulih akan Kebal Selama 3 Bulan
Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat, kasus kematian babi ini terus mengalami kenaikan.
"Virus ASF memang masih menyerang ternak babi milik warga terutama Pulau Timor. Kami mencatat hingga kini kasus kematian mencapai 6.998 ekor," ungkap Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Dani Suhadi dikutip dari Antara.
Baca Juga: Media Korut Mendadak Rilis Surat dari Kim Jong Un untuk Afrika di Tengah Rumor Kematiannya
Diketahui, sejak bulan Maret lalu, sudah hampir 4.800 ekor babi mati terserang virus ASF, dimana paling dominan terjadi di Kabupaten Kupang.
"Kasus kematian ini tidak hanya melanda ternak babi milik warga tetapi juga di pusat pembibitan milik pemerintah," lanjut Dani.
Baca Juga: Kulit Kering Selama Puasa? Yuk Coba 8 Rutinitas Skincare Sederhana
Dani menambahkan, mengingat kematian ini menyerang babi yang ada di peternakan warga, pihaknya bersama DPRD Provinsi telah berupaya mencari solusi untuk menanganinya.