Simak Riwayat Hidup Umbu Landu Paranggi, Penyair yang Diberi Julukan 'Presiden Malioboro'

- 6 April 2021, 15:00 WIB
Simak riwayat hidup Umbu Lundu Paranggi, seorang penyair Indonesia yang diberi julukan Presiden Malioboro.*
Simak riwayat hidup Umbu Lundu Paranggi, seorang penyair Indonesia yang diberi julukan Presiden Malioboro.* /Twitter @ganjarpranowo//Twitter @ganjarpranowo

PR CIREBON — Jagat sastra Indonesia berduka, sastrawan terkemuka, ‘Presiden Malioboro’ yang juga adalah guru bagi sejumlah penyair di tanah air, Umbu Landu Paranggi tutup usia, Selasa, 06 April 2021.

Umbu Landu Paranggi menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM), Denpasar, Bali, pada hari Selasa, 6 April 2021, pukul 03.55 WITA.

Kepiawaian Umbu Landu Paranggi dalam kancah tak diragukan lagi. Dirinya adalah inisiator lahirnya sebuah kelompok sastra di Yogyakarta, yang dinamai Persada Studi Klub (PSK).

Baca Juga: Akui Pernah Ajak Ayu Ting Ting untuk Menjadi Kekasihnya, Ivan Gunawan: Saya yang Nggak Siap

Wadah sastra tersebut, telah melahirkan sederet nama penyair besar tanah air. Di antaranya Emha Ainun Nadjib (Cak Nun, Korrie Layun Rampan, Suwarna Pragolapati, Joko S. Passandaran, dan lainnya.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Ensiklopedia Kemendikbud, berikut ini rekam jejak riwayat hidup Umbu Landu Paranggi.

Apa yang menobatkan Umbu Landu Paranggi dijuluki ‘Presiden Malioboro’? Julukan itu lahir karena aktivitasnya dalam berkesenian, khususnya dalam dunia sastra di Malioboro, Yogyakarta, bersama-sama dengan para penyair dan penulis Yogyakarta.

Baca Juga: Tiongkok Laporkan Adanya Wabah Demam Babi Afrika di Xinjiang, Infeksi 33 Babi dan 6 Mati

Umbu Landu Paranggi sering bertemu, berkumpul, dan berbincang-bincang tentang masalah-masalah kebudayaan.

Julukan sebagai Presiden Malioboro’ juga tidak lepas dari posisi Umbu Landu Paranggi sebagai pengasuh Persada Studi Klub (PSK) yang didirikan pada tanggal 5 Maret 1969.

Ia mendirikan Persada Studi Klub (PSK) dengan tujuan menyalurkan bakat dan minat kalangan muda yang tertarik pada kesenian, khususnya kesusastraan.

Baca Juga: Arab Saudi Izinkan Ibadah Umrah Selama Ramadhan, Ini Syaratnya

Meskipun nama Persada Studi Klub (PSK) mirip dengan nama rubrik "Persada" (rubrik kebudayaan mingguan Pelopor Yogya), Umbu mengatakan bahwa kesamaan nama itu hanya kebetulan saja.

Umbu Landu Paranggi menegaskan, tidak ada hubungan organisatoris antara Pelopor Yogya dan Persada Studi Klub.

Walaupun tidak memiliki hubungan organisatoris, Persada Studi Klub bermarkas di kantor Pelopor Yogya yang beralamatkan di Jalan Malioboro 175 atas.

Baca Juga: Sebut Putri Delina Sosok Wanita yang Dicari Olehnya, Jeffry Reksa: Mentalnya Udah Siap, Langsung Aja

Di tempat itu pula Umbu Landu Paranggi mengajarkan apresiasi puisi kepada sejumlah ‘murid-muridnya’. Oleh karena tugasnya itu, ia sering tidur di atas tumpukan surat kabar.

Persada Studi Klub (PSK) yang diasuh Umbu Landu Paranggi itu di kemudian hari ternyata cukup menunjukkan perannya yang berarti dalam membesarkan beberapa sastrawan di pentas nasional.

Beberapa nama "murid" Umbu Landu Paranggi yang kesohor sampai mengorbit di tingkat nasional atau tingkat lokal antara lain, adalah Linus Suryadi Ag., Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), Korrie Layun Rampan, Suwarna Pragolapati, Joko S. Passandaran, dan Arwan Tuti Artha.

Baca Juga: Atta Halilintar Ungkap Drama Rumah Tangga dengan Aurel Hermansyah: Wastafelnya Dijajah Istri

Emha Ainun Nadjib (2010) mengomentari Umbu Landu Paranggi sebagai "sosok yang merangsang dan menantang lewat 'Pos Konsultasi' (dalam Pelopor Yogya) yang diasuhnya.

Di tangan Umbu sebagai kipernya, menggunakan metafor seakan-akan permainan sepak bola yang menggairahkan: stamina, teknik, intuisi, dribbling, dan akurasi tembakan".

Sementara itu, Arwan Tuti Artha (2010) menggambarkan betapa para penyair asuhan Umbu Landu Paranggi setiap minggu gelisah menunggu terbitnya Pelopor Yogya.

Baca Juga: Tragis, Balita 3 Tahun Ditemukan Tak Bernyawa di Septic Tank Sebuah Perkemahan Keluarga

Dan, penyair yang menghuni ruang Persada akan mabuk mimpi memasukkan goal ke Persada Pilihan serta cita-cita jangka panjang kapan menembus ke kelas berat Sabana yang ketatnya sama dengan masuk gawang sajak majalah Horison kala itu.

Betapa pentingnya peran Umbu Landu Paranggi dalam membangun dan mengembangkan suasana sastra yang kreatif, tampak dari komentar Emha Ainun Nadjib pada tahun 1985—sepuluh tahun setelah Umbu meninggalkan Yogyakarta—tentang iklim sastra di Yogya. "Sastra Yogya seringkali jadi nostalgik, romantik, dan nyinyir," ungkapnya.

Kemudian, Arwan Tuti Artha berpendapat, "Beberapa sastrawan potensial hanya berhasil memacu dirinya, sedikit mengguncangkan situasi, tetapi tak seorang pun mampu menempati peranan Umbu sebagai ustadz."

Baca Juga: Iran Berhasil Tangkap Mata-mata Israel, Belum Jelas Soal Keterlibatan Mossad

Umbu Landu Paranggi lahir di Sumba, Nusa Tenggara Timur, 10 Agustus 1943.

Dia menyelesaikan Sekolah Rakyat dan Sekolah Menengah Pertama di Sumba, menempuh Sekolah Menengah Atas di Yogyakarta, dan kemudian melanjutkan studi ke Fakultas Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta hingga tahun 1965.

Umbu Landu Paranggi mulai menulis ketika duduk di SMP. Tahun 1960 karyanya pertama kali dimuat dalam majalah Mimbar Indonesia (ruang "Fajar Menyingsing").

Baca Juga: Jokowi Pastikan Pengungsi Bencana NTT dan NTB Dapat Akses BMKG hingga Kebutuhan Terpenuhi

Umbu berusaha terus meningkatkan diri sehingga puisinya akhirnya menembus "Ruang Budaya" pada tahun 1962.

Selanjutnya, sajak-sajaknya dimuat dalam majalah Mimbar Indonesia, Gajah Mada, Basis, Gema Mahasiswa, Mahasiswa Indonesia, Gelanggang, dan Pelopor Yogya.

Kumpulan sajaknya yang pertama adalah Melodia (sajak-sajak tahun 1962--1967), tetapi belum terbit.

Baca Juga: Presiden Malioboro Umbu Landu Paranggi Meninggal Dunia, Begini Kisah Kedekatannya dengan Cak Nun

Tahun 1968 bersama-sama puisi Darmanto Jt. dan Abdul Hadi W.M., puisi Umbu Landu Paranggi hadir dalam antologi Manifes yang diterbitkan oleh Persatuan Karyawan Pengarang Indonesia dan dengan ilustrasi oleh pelukis Amri Yahya.

Tahun 1965, sekeluarnya dari Fakultas Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada, Umbu Landu Paranggi menganggur total dan menikmati gaya hidup bohemian.

Akan tetapi, tidak lama kemudian ia segera menjadi redaktur mingguan Pelopor Yogya, yang segera naik tirasnya karena Umbu menampilkan pawai puisi dalam satu halaman tiap kali terbit.

Baca Juga: Varian Virus Corona 'Eek' Terdeteksi di Indonesia, Disebut Mampu Mengurangi Perlindungan Vaksin

Penyair-penyair muda berdatangan, dan Umbu Landu Paranggi menerima mereka dengan kesetiaan yang luar biasa.

Dengan para penyair muda itu Umbu mendiskusikan masalah-masalah sastra dan filsafat hingga larut malam. Selain itu, Umbu juga menyanyikan puisinya bersama Deded, gitaris Yogya yang terkenal.

Umbu Landu Paranggi dengan pembacaan puisinya dan musikalisasi puisinya kemudian merambah ke kampus-kampus dan radio-radio swasta di Yogyakarta.

Baca Juga: Akui Pernah Ajak Ayu Ting Ting untuk Menjadi Kekasihnya, Ivan Gunawan: Saya yang Nggak Siap

Tahun 1975 Umbu Landu Paranggi meninggalkan Yogya dan kemudian bermukim di Denpasar, Bali.

Di Denpasar, ia melanjutkan dedikasinya dalam dunia apresiasi puisi, khususnya dalam penggodokan calon-calon penyair, sebagaimana yang dilakukannya selama berada di Yogyakarta.

Murid-muridnya di Bali yang namanya sempat mencuat dalam khazanah sastra nasional berkat tempaan sang "Presiden Malioboro" antara lain, adalah Nyoman Tusthi Eddy dan Raka Kusuma.

Baca Juga: Jiwa Billy Syahputra Disebut Labil, Denny Darko: Memes Prameswari Hadir untuk Menyeimbangkannya

Di Denpasar Umbu Landu Paranggi bekerja sebagai redaktur Bali Post dengan mengasuh ruang remaja "Pos Remaja" dan ruang kebudayaan "Pos Budaya".

Seorang tokoh sastra di wilayah Mataram, Putu Arya Tirtawirya, berpendapat bahwa keunggulan Umbu Landu Paranggi lahir dari dedikasinya yang tinggi dalam mengembangkan apresiasi sastra, terutama puisi, di kalangan masyarakat luas, khususnya di kalangan generasi muda.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: KEMENDIKBUD


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x