Somalia Umumkan Keadaan Darurat, Setelah Invasi Kawanan Belalang Gurun Berkembang Biak dengan Cepat

- 5 Februari 2021, 12:56 WIB
Seorang pria mencoba untuk menangkis segerombolan belalang gurun di sebuah peternakan dekat kota Nanyuki di daerah Laikipia, Kenya, 21 Februari 2020.
Seorang pria mencoba untuk menangkis segerombolan belalang gurun di sebuah peternakan dekat kota Nanyuki di daerah Laikipia, Kenya, 21 Februari 2020. //REUTERS/Baz Ratner/

Dominique Burgeon, direktur darurat dan ketahanan FAO, mengatakan kepada wartawan bahwa kawanan besar belalang gurun pada tahun 2020, beberapa di antaranya selebar 60 kilometer (37 mil), dan belum terlihat selama beberapa dekade, mengancam keamanan pangan.

FAO mengatakan bahwa lebih dari separuh penduduk negara (6,7 juta orang) saat ini mengalami kerawanan pangan yang parah.

Ini naik dari 6,2 juta pada Februari tahun lalu. Dari jumlah tersebut, 3,2 juta orang menghadapi defisit pangan yang parah.

Lima belas dari 47 kabupaten di negara tetangga Kenya telah dilanda gelombang belalang mematikan kedua yang datang melalui Ethiopia dan Somalia.

Baca Juga: Kemenkeu Sebut Insentif Nakes 2021 Sama dengan 2020, Ferdinand Hutahaean: Faktanya Tidak Ada Pemotongan

Pemerintah Kenya mengumumkan bahwa sebagian besar kawanan baru, masuk melalui Somalia selatan.

Negara-negara Afrika Timur lainnya termasuk Uganda, Sudan Selatan, Eritrea dan Djibouti juga berisiko.

Jutaan orang di beberapa tempat ini sudah menghadapi kelaparan setelah perang saudara dan tantangan yang lebih umum seperti kemiskinan.

Sama seperti di Somalia, negara-negara yang dilanda kawanan belalalng mematikan memiliki tanah yang gersang dan semi-gersang di mana kebanyakan orang adalah penggembala nomaden yang bergantung pada ternak untuk hidup.

Baca Juga: Hati-hati Masuk Fase Pandemic Fatigue, Begini Cara Mengatasinya

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah