Tidak hanya itu saja, bahkan sebuah kebijakan tentang tax holiday dapat membuat penerimaan negara menjadi cekak bagi sebuah perusahaan-perusahaan besar yang ada.
Pasalnya pada tax ratio atau penerimaan pajak tidak sampai 10 persen saat di awal tahun 2020.
Baca Juga: NIK KTP Tidak Terdaftar di eform.bri.co.id? Tetap Bisa Dapat BLT UMKM Rp 2,4 Juta dengan Langkah Ini
Hal tersebut tentunya sangat berbeda sekali saat Bang Rizal masih menjabat sebagai Menko Ekuin pada saat 20 tahun yang lalu, yang mana pada saat itu dapat merealisasikan hingga 11,5 persen dari GDP
Pencapaian sebelum masa krisis Covid-19 hanya mencapai 10 persen saja, kemungkinan saat pandemi Covid-19 ini tentunya penerimaan pajak akan lebih anjlok menurun dari sebelumnya.
"Bahkan bisa 60-65 persen dari target. Itu yang menjelaskan kita akan kesulitan cash flow. Penerimaan pajak kita anjlok, besar sekali," terang Bang Rizal.
Baca Juga: Banyak Diapresiasi Netizen, Menag Baru Gus Yaqut Ucapkan Selamat Natal bagi Umat Kristiani
"Sri Mulyani hanya berani dengan yang kecil-kecil, dan kedua dia pinjam-pinjam makin susah. Makanya mulai pinjam melalui bilateral," ucapnya.
Oleh karena itu, mantan Menko Kemaritiman itu dapat memprediksikan bahwa ekonomi di Indonesia akan makin sulit di tahun 2021 ini.
Bahkan kesulitan itu akan jauh lebih buruk dari krisis moneter yang pernah melanda pada tahun 1998.