Isu Terorisme Kembali Mencuat di Indonesia, Musni Umar: Betapa Sedih, Kita Menangis

- 20 Desember 2020, 15:18 WIB
 Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar.
Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar. /Instagram/@musniumar./

PR CIREBON - Rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar mengomentari perihal ditemukannya kotak amal yang diduga untuk mendanai kegiatan terorisme.

Pihak Kepolisian menyampaikan bahwa kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) telah menyalahgunakan uang yang berada di dalam kotak amal di minimarket sebagai salah satu sumber dana untuk kegiatan terorisme.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh kepolisian setelah melakukan pemeriksaan mendalam terhadap 24 anggota Jamaah Islamiyah yang ditangkap selama periode Oktober-November 2020.
 
Baca Juga: Ancaman Nyata, Diam-diam JI Sudah Ada 91 Kader Teroris Muda, Ditujukan Melawan Aparat dan Negara

Aparat keamanan menemukan adanya dugaan kurang lebih 20 ribu yayasan kotak amal untuk mendanai kegiatan terorisme.

"Berita ini sungguh mengejutkan bagi saya karena kita tahu kotak amal itu biasanya ditaruh di masjid," kata Musni Umar, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari kanal Youtube Musni Umar pada Minggu, 20 Desember 2020.

Musni Umar menambahkan bahwa kalaupun ada juga yayasan yatim piatu yang menyimpan atau bekerja sama dengan pihak minimarket dan yang lainnya, tetapi hal itu semata-mata sebagai bentuk kegiatan amal dan sosial.

 
Dia mengungkapkan bahwa berita tersebut sungguh mengejutkan, karena setiap diungkapkan isu terorisme maka akan langsung menghantam umat Islam.

"Karena pasti yang dituduh itu umat Islam, dan semakin disebut terorisme itu apalagi kita lihat dalam banyak hal, mereka yang terduga terorisme itu kan didor atau dibunuh. Tanpa proses pengadilan, dan ini juga yang mengalami nasib seperti itu adalah umat Islam," ujar Musni Umar.

Musni Umar merasa sedih, prihatin, dan menangis. Karena sejatinya, dia menambahkan, setiap ada keadaan yang akhirnya sebagai diduga penjahat, perampok, atau terorisme maka sebaiknya tersangka tersebut dilumpuhkan, tidak dibunuh untuk kemudian bisa diproses secara hukum.

 
Musni Umar menuturkan kalau nanti di pengadilan akan diketahui hal apa sesungguhnya yang terjadi. Di menyayangkan bahwa mereka yang dituduh sebagai terorisme selalu tidak dipublikasikan oleh media, sehingga masyarakat tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi.

"Apakah mereka itu disusupi, apakah mereka itu diperalat, apa mereka itu dijadikan spionase atau apapun juga kita tidak tahu, tapi yang ingin kita sampaikan itu betapa kita sedihnya, kita perih, kita menangis ketika dikaitkan dengan umat Islam," ucap Musni Umar.

Karena sejatinya, dia melanjutkan, Islam itu adalah sangat mulia, penyerahan diri kepada Allah, yang juga memiliki makna kedamaian dan bermakna juga tentang bagaimana membawa suatu kebahagiaan, kesejahteraan masyarakat.

 
Menurutnya sebutan terorisme memiliki konotasi yang negatif. Selain itu juga patut dipertanyakan karena ada lembaga yang sudah lama didirikan oleh pemerintah, terutama di zaman orde reformasi, yang dibentuk untuk melawan tentang terorisme.

"Badan Nasional Pencegahan Terorisme, BNPT kalau tidak salah, tapi faktanya terus ada. Jadi pertanyaan kita lembaga ini apa kerjanya gitu. Apakah memang mereka dibiarkan terus berada supaya lembaga ini tetap ada kita tidak tahu," katanya.

Musni Umar mengatakan bahwa tentu tidak boleh menuduh, hanya dia ingin memandang kalau masalah tersebut sudah sangat serius dan menusuk hati umat Islam.

Karena sesungguhnya seperti dikatakan sebelumnya bahwa Islam itu membawa kedamaian.
 
"Kalau ada orang yang melakukan terorisme itu, apa yang mendorong mereka? Apa karena mereka merasa hidup di negeri ini tidak ada keadilan, oleh karena itu mereka harus berjuang untuk mewujudkan keadilan?" ujarnya.

 
Ditambahkannya juga bisa jadi karena masalah penegakkan hukum yang tidak mengajarkan keadilan, atau karena ekonomi yang sama sekali tidak menghadirkan keadilan, dan segala macam persoalan yang patut dipertanyakan.

Musni Umar mempertanyakan apa sebenarnya yang ada di dalam benar orang yang melakukan terorisme. 
 
"Atau memang mereka itu disetting sedemikian rupa sehingga lembaga yang didirikan tetap eksis. Sebab kalau sudah tidak ada terorisme, itu berarti lembaga itu tidak perlu ada lagi. Kita tidak tahu, sekali lagi kita tidak mau menduga masalah itu," ucapnya.

Sekali lagi dia menyatakan sedih terkait masalah ini, karena kalau diperhatikan hampir setiap akhir tahun isu terorisme dikemukakan, dan boleh jadi ada juga yang menduga itu sebagai pengalih perhatian dari persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia.

 
Seperti halnya pandemi Covid-19 yang banyak menimbulkan masalah, munculnya krisis kesehatan, krisis ekonomi yang sampai terjadi resesi ekonomi, bahkan sudah masalah lain lagi yaitu masalah Habib Rizieq, masalah pembunuhan, dan masalah yang sangat kompleks itu sendiri.

"Sehingga untuk mengalihkan perhatian masyarakat diungkapkan kembali tentang terorisme. Kita tidak tahu, kita tidak boleh menuduh hanya menduga apa yang tengah terjadi. Harapan kita satu saja bahwa lembaga yang ada itu mengapa tidak menyelesaikan satu masalah," urainya.

Karena dia menilai jika satu masalah sudah diselesaikan secara tuntas maka bisa melangkah lagi guna mengatasi masalah-masalah lain yang sangat banyak di Indonesia.

Karenanya untuk mewujudkan penyelesaian masalah itu diperlukan dukungan yang luas dan besar dari masyarakat.

 
Untuk itulah, dia menuturkan, pentingnya ada keterbukaan tentang apa sesungguhnya yang terjadi, sebab kalau hanya dilempar di media kemudian diberitakan, akhirnya citra Islam itu kembali rusak.

"Kalau rusak yang rugi bangsa Indonesia juga, karena orang akan berfaham Islam fobia, mereka masih Islam tapi mencurigai Islam, membenci Islam, bahkan tidak suka kalau ada orang Islam yang tampil menjadi pemimpin. Itu adalah yang rugi adalah bangsa kita juga, negara kita juga," katanya.

Karena hal itu menurutnya tidak membawa bangsa kepada kehidupan yang lebih baik, tetapi justru terus berjalan di tempat membicarakan masalah-masalah yang seharusnya sudah selesai.

 
Musni Umar berharap isu terorisme tersebut dapat diselesaikan, dan tidak terus menerus dijadikan alat untuk mendiskreditkan secara langsung atau tidak langsung.

Dia menilai itu membahayakan karena akhirnya yang selalu terpojok itu adalah umat Islam.

"Padahal umat Islam tidak sebagaimana yang dibayangkan atau digambarkan atau diributkan di media. Islam itu haruslah membawa kita di jalan yang selamat dunia dan akhirat," kata Musni Umar.

 

***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Musni Umar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x