Ancaman Nyata, Diam-diam JI Sudah Ada 91 Kader Teroris Muda, Ditujukan Melawan Aparat dan Negara

- 20 Desember 2020, 14:19 WIB
Kabid Humas Polri Argo Yuwono
Kabid Humas Polri Argo Yuwono /dok Humas Polda

PR CIREBON - Polri mengungkap kelompok Jamaah Islamiyah (JI) sudah melakukan pengkaderan teroris muda dengan sangat teragenda rapi. Bahkan perekrutan para kader yang siap tempur juga sudah dilakukan.

Hal ini, teridentifikasi dengan adanya 91 kader yang telah dilatih oleh JI dan 66 di antaranya sudah dikirim ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok teror di sana.

Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyatakan Polri sudah mendapatkan informasi soal adanya 91 kader JI yang dilatih siap tempur, dimana 66 di antaranya sudah dikirim ke Suriah dan beberapa sudah kembali ke Indonesia.

Baca Juga: Lama Tak Muncul, Menhan Prabowo Subianto Sambangi Mabes TNI AD, Beri Masukan Soal Doktrin TNI

“Mereka (JI) sudah menyiapkan kemampuan diri dengan pelatihan-pelatihan khusus guna mempersiapkan kekuatan melawan musuh yakni negara dan aparat,” kata Irjen Argo Yuwono dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 19 Desember 2020.

“Sebagian besar dari mereka juga sudah berangkat ke Suriah bergabung dengan kelompok teror di sana dan berperan aktif dalam konflik di Suriah. Kemampuan yang sudah diasah di tempat pelatihan dan medan tempur sebenarnya (Suriah) menjadikan mereka sebagai potensi ancaman nyata,”sambungnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Humas Polri.

Dikatakan kader teroris ini dipersiapkan oleh organisasinya (Jamaah Islamiyah) melalui bagian  struktur khusus untuk membentuk kader jemaahnya. Penanggung jawab atau amir Jamaah Islamiyah adalah Parawijayanto dan koordinator pelatihan adalah Joko Priyono alias Karso.

Baca Juga: Keseharian Teroris Zulkarnaen Diungkap Warga, Tertutup dan Selalu Pakai Masker Sebelum Pandemi

Saat ditanya mengapa radikalisme tumbuh demikian subur di tanah air, Argo menyatakan ada banyak sekali faktornya. Salah satunya adalah maraknya penyebaran berita bohong atau hoax.

“Maraknya penyebaran hoax tanpa filter melalui sosial media membuat paham radikal dan anti pemerintah makin subur. Dari dulu sampai sekarang radikalisasi terbentuk sebagai bagian dari respons atas ketidakadilan dan makin melebarnya kesenjangan sosial di masyarakat. Bahwa kemudian agama jadi satu alasan dalam mengekspresikan ketidakpuasan dan kebencian,” katanya.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Humas Polri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x