Gatot Menduga Ada Oknum Buat TNI Masuk dalam Politik, Teddy Gusnaidi: Panglima Sekarang Pemberani

- 5 Desember 2020, 20:50 WIB
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo sampaikan pandangannya tentang Habib Rizieq.
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo sampaikan pandangannya tentang Habib Rizieq. /ANTARA/Puspa Perwitasari/ANTARA
 
PR CIREBON - Gatot Nurmantyo yang menyebutkan bahwa TNI pada zaman sekarang sangat berbeda sekali pada zaman dulu, yang mana pada saat ini Gatot mengatakan bahwa TNI saat ini seperti sebuah alat politik
 
Dari sebuah ungkapan tersebut membuat Politikus sekaligus Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi turut mengkritik ucapan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo soal peran TNI di era pemerintahan saat ini.
 
Seperti yang telah Gatot Nurmantyo sebut kan kalau peran TNI saat ini sudah berubah menjadi alat propaganda politik pemerintahan.
 
“Kalau kita melihat perkembangan situasi yang terjadi akhir-akhir ini ada warning, peringatan, bahwa TNI telah terlihat menjadi seperti pada tahun orde baru yang lalu,” ucapnya saat menjadi pembicara kunci dalam webinar yang digelar KAMI, Jumat, 4 Desember 2020.
 
 
Lalu menanggapi hal tersebut Teddy Gusnaidi menilai hal tersebut dengan mengatakan memang kepemimpinan Panglima TNI saat ini, yang dijabat oleh Marsekal Hadi Tjahjanto lebih baik ketimbang semasa Gatot Nurmantyo yang diketahui menjadi Panglima TNI dari Tahun 2015 hingga 2017.
 
"Jangan Anda samakan Panglima TNI sekarang dengan saat Anda menjadi Panglima TNI. Yang sekarang tegak lurus dan pemberani, tidak seperti Anda," tuturnya seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Twitter @TeddyGusnaidi, Sabtu, 5 Desember 2020.
 
Gatot Nurmantyo tidak hanya menyebut kan soal TNI yang saat ini terlihat seperti pada masa orde baru, bahkan Gatot Nurmantyo juga menduga bahwa saat ini ada oknum yang sedang berusaha menjadikan TNI sebagai kekuatan politik.
 
 
Padahal menurut Gatot Nurmantyo hal tersebutlah yang membuat nilai dari seorang TNI bisa jatuh.
 
“Inilah yang dulu menyebabkan ABRI saat ini TNI jatuh pada titik paling rendah,” ucapnya.
 
Kemudian Gatot Nurmantyo menjelaskan bahwa sikap profesionalisme dari setiap anggota TNI harus selalu dijaga dan jangan sampai hilang.
 
Karena hal tersebut bertujuan agar TNI pada nantinya tidak akan kembali berada di titik terendah seperti di zaman dahulu yang kerap digunakan untuk kepentingan politik.
 
Gatot Nurmantyo bahwa itu bukan hanya menjadi sebuah tanggung jawab anggota TNI saja melainkan juga harus dilakukan oleh pihak di luar TNI bahkan seluruh masyarakat. 
 
“Menjaga profesionalisme TNI bukan tanggung jawab TNI, tapi seluruh komponen bangsa,” ucapnya.
 
 
Lalu Gatot Nurmantyo pun seperti sudah mulai menghilang usai sejumlah petinggi KAMI berurusan dengan pidana. 
 
Tidak hanya itu Gatot Nurmantyo juga belakangan terlihat tidak lagi melontarkan sebuah pernyataan pedas seperti pada saat KAMI baru dibentuk.
 
Namun hal yang terakhir Gatot mengomentari tentang pencopotan spanduk Habib Rizieq Shihab oleh prajurit TNI yang merupakan perintah dari Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman. 
 
“Saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa,” ujar Gatot Nurmantyo.
 
 
Karena menurutnya tindakan yang telah dilakukan oleh Dudung tidak bisa disalahkan selama ada perintah dari atasan, baik dari Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, atau Presiden Jokowi. 
 
“Kalau menurunkan baliho membantu Satpol PP itu perintah atasan, yakni atasan operasionalnya adalah Panglima TNI, atau bisa juga Presiden, maka Pangdam Jaya tidak salah,” katanya.
 
Sementara itu, jika pencopotan baliho itu dilakukan tanpa ada perintah dari atasan, maka pasti ada teguran. 
 
“Saya tidak bisa langsung menilai Pangdam Jaya salah atau tidak. Lihat saja, kalau itu perintah Panglima TNI atau Presiden, ya tidak bisa disalahkan,” pungkasnya.***
 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Twitter @TeddyGusnaidi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x