PR CIREBON - Aktivis Sosial Kemasyarakatan Lieus Sungkharisma mengaku bahwa sampai saat ini dirinya masih menjadi tersangka makar dan belum mendapat SP3.
Lieus menceritakan saat ditangkap dia dijemput di Hayam Wuruk, diborgol, dan untuk kemudian dibawa ke Polda Metro Jaya.
"Inilah kalau saya lihat suratnya itu, saya ada di Kertanegara, berbarengan dengan orasi Eggi Sudjana orasi, itu tuduhannya. Saya bilang polisi bahwa tanggal itu saya tidak di Kertanegara tapi sedang Kemang buat nonton hitung suara," kata Lieus di kanal Youtube, Refly Harun, yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com, 5 Desember 2020.
Baca Juga: HRS Dikatakan Tidak Level Berdialog dengan Jokowi, Refly Harun: Habib Rizieq Sudah Bermetamorfosis
Lieus melanjutkan ceritanya bahwa tuduhannya itu tidak sesuai karena dia berada di Kemang sedang melihat perhitungan suara. Pada awalnya Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, yang menjadi salah satu calon Pilpres 2019 sudah menang, tetapi tiba-tiba berubah, jelasnya.
Lieus mengaku bahwa tak terpikirkan olehnya karena mendukung salah satu calon presiden yang diunggulkan, dia bisa merasakan dinginnya jeruji besi.
Diungkapkan Lieus kalau dia ditempatkan di sel nomor 2, sementara Eggi Sudjana di nomor 3. Sel itu hanya untuk satu orang dan berukuran 2x3, dia juga tak bisa berkomunikasi karena dihalangi tembok, dan pintunya bukan menggunakan jeruji tapi pintu besi yang terlihat cuma sekotak kecil saja.
"Waktu itu polisinya baik, saya dikasih kipas angin, katanya untuk ventilasi. Saya rasa itu didesain khusus untuk nyiksa ya, supaya orang tuh tertekan. Aduh, ampun dah," ucap Lieus.
Dia mengaku bukan kapok yang dirasakannya, dia menganggap hal itu hal yang harus disyukuri karena tanpa itu tidak pernah merasakan susahnya orang ditahan.
Lieus mengartikan bahwa pihak atas sudah saling damai, karena itu yang perlu diperhatikan adalah pihak yang dibawahnya, yang masih suka melontarkan kata-kata kasar terkait pihak lawan yang berbeda pilihan terutama di sosial media. Hal itu harus dirawat agar suasana kembali kondusif.
Melanjutkan status tersangkanya, Lieus mengungkapkan bahwa dia dijanjikan mendapat SP3 setelah pelantikan presiden selesai dilaksanakan.
Refly Harun menanggapi bahwa masa tahannya lebih sebentar dibanding Jumhur Hidayat dan Anton Permana yang sudah lebih dari 20 hari.
Karena itu Lieus memohon kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar melepaskan mereka.
Refly Harun menanyakan kalau dulu waktu 212 ada isu makar yang ditangkap Bu Rachmawati, apa yang sekarang diamankan terlebih dahulu agar tidak mempengaruhi persepsi publik.
Lieus kembali menceritakan, sebelum dia ditangkap dia membuat video.
Selain itu, Lieus mengungkapkan bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan, karena yang merasa takut hanya mereka yang hendal memanfaatkan kekayaan negara untuk kepentingannya sendiri. Menurutnya, mereka takut kalau masyarakat kompak.
Refly Harun kembali menanyakan apa Lieus tidak tersinggung karena kubu tengah kanan selalu bilang asing aseng, dikuasai oleh Tionghoa dan sebagainya.
Dikatakan Lieus itu memang nyata.
Menurut Lieus banyak juga Tionghoa yang gemas melihat keadaan yang seperti sekarang, hanya tidak ada yang mau bersikap seperti dirinya.
"Betul (bisa aktif kapan saja), udah diikhlasin aja. Lu mau ngapain dah, tapi tetap menyuarakan yang benar. Saya menyuarakan yang nggak jelek, saya mau negeri ini bagus," katanya.
Lieus berpesan kepasa semua orang untuk tidak takut bersuara, asal hatinya benar-benar bersih. Akan tetapi kalau hati bersuara ada maunya maka lebih baik jangan.
Refly Harun menambahkan bahwa sangat aneh orang berani mempertaruhkan dirinya tapi untuk sesuatu yang tidak jelas atau tidak punya tujuan, ada orang yang mengatakan no free lunch, tidak ada makan siang yang gratis.