Ternyata Masih Berstatus Tersangka, Lieus Sungkharisma Mohon ke Jokowi untuk Lepaskan Para Aktivis

- 5 Desember 2020, 19:30 WIB
Aktivis Sosial Kemasyarakatan Lieus Sungkharisman, tangkap layar.
Aktivis Sosial Kemasyarakatan Lieus Sungkharisman, tangkap layar. //Youtube/Refly Harun

PR CIREBON - Aktivis Sosial Kemasyarakatan Lieus Sungkharisma mengaku bahwa sampai saat ini dirinya masih menjadi tersangka makar dan belum mendapat SP3.

Lieus menceritakan saat ditangkap dia dijemput di Hayam Wuruk, diborgol, dan untuk kemudian dibawa ke Polda Metro Jaya.

"Inilah kalau saya lihat suratnya itu, saya ada di Kertanegara, berbarengan dengan orasi Eggi Sudjana orasi, itu tuduhannya. Saya bilang polisi bahwa tanggal itu saya tidak di Kertanegara tapi sedang Kemang buat nonton hitung suara," kata Lieus di kanal Youtube, Refly Harun, yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com, 5 Desember 2020.

Baca Juga: HRS Dikatakan Tidak Level Berdialog dengan Jokowi, Refly Harun: Habib Rizieq Sudah Bermetamorfosis

Lieus melanjutkan ceritanya bahwa tuduhannya itu tidak sesuai karena dia berada di Kemang sedang melihat perhitungan suara. Pada awalnya Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, yang menjadi salah satu calon Pilpres 2019 sudah menang,  tetapi tiba-tiba berubah, jelasnya. 

Dia mengatakan kepada polisi bahwa tuduhan yang diterimanya salah, tetapi polisi bilang pokoknya makar.

Lieus mengaku bahwa tak terpikirkan olehnya karena mendukung salah satu calon presiden yang diunggulkan, dia bisa merasakan dinginnya jeruji besi. 
 
"Masa cuma dukung calon presiden yang kita unggulkan, empat belas hari saya di sana, yang ga bisa diterima itu pasal ancamannya itu kok makar? Makar hukumannya bisa 20 tahun hingga seumur hidup. Itu heboh semua orang chinese kaget, 'Itu si Lieus bisa kena makar,'" ujarnya.
 

Diungkapkan Lieus kalau dia ditempatkan di sel nomor 2, sementara Eggi Sudjana di nomor 3. Sel itu hanya untuk satu orang dan berukuran 2x3, dia juga tak bisa berkomunikasi karena dihalangi tembok, dan pintunya bukan menggunakan jeruji tapi pintu besi yang terlihat cuma sekotak kecil saja.

"Waktu itu polisinya baik, saya dikasih kipas angin, katanya untuk ventilasi. Saya rasa itu didesain khusus untuk nyiksa ya, supaya orang tuh tertekan. Aduh, ampun dah," ucap Lieus.

Dia mengaku bukan kapok yang dirasakannya, dia menganggap hal itu hal yang  harus disyukuri karena tanpa itu tidak pernah merasakan susahnya orang ditahan. 
 
"Dan bukan apa ya, kita jadi terkenal. Kalau ketemu orang,'Bapak yang di Polda kan?'" katanya.

 
Dikatakan Lieus bahwa dia dan teman-teman aktivisnya bukan orang yang tidak jelas. Record yang dia miliki sebagai aktivis bisa terlihat jelas, serta ada rekam jejaknya.
 
Jadi menurutnya tidak masuk di akal kalau terkena tuduhan makar. 
 
"Yang kaya gini-gini sudahi jangan dilakukan lagi, fair play, siapa yang menang. Kemarin siapa yang menang kan Pak Prabowo sudah menerima," ujarnya.

Lieus mengartikan bahwa pihak atas sudah saling damai, karena itu yang perlu diperhatikan adalah pihak yang dibawahnya, yang masih suka melontarkan kata-kata kasar terkait pihak lawan yang berbeda pilihan terutama di sosial media. Hal itu harus dirawat agar suasana kembali kondusif.
 

Melanjutkan status tersangkanya, Lieus mengungkapkan bahwa dia dijanjikan mendapat SP3 setelah pelantikan presiden selesai dilaksanakan.
 
"Tapi nggak juga. Saya ga pernah minta-minta, udahlah ikhlaskan ajalah  mau dibikin apa. Itu udah bagian sejarah kalau mesti masuk ya masuk, kalau nggak ya ke luar juga. Orang nggak nyangka 14 hari bisa ke luar," katanya.

Refly Harun menanggapi bahwa masa tahannya lebih sebentar dibanding Jumhur Hidayat dan Anton Permana yang sudah lebih dari 20 hari.

Karena itu Lieus memohon kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar melepaskan mereka.
 
"Itulah saya mohon ke Pak Jokowi, Bapak Presiden ini kan kekuasaannya powerful, kalau lepas yang gini-gini Bapapk nggak jadi jelek. Lepas, Bapak punya kekuasaan ga jadi jelek tuh lepasin Jumhur, Anton Permana, terus siapa lagi tuh yang demo-demo," ujarnya.
 
 
Dia menyatakan hal itu demi terciptanya suasana yang sejuk, dan damai, juga sebagai tanggung jawab Jokowi selaku kepala negara.
 
"Semua lepas, Pak, nggak jelek. Bapak jangan bilang nggak campurin urusan hukum, ini bukan urusan hukum, Bapak sebagai kepala negara itu tanggung jawab menciptakan suasana yang sejuk, damai, lepas,lepas,lepas, kongkow, duduk, undang makan," ucap Lieus.

Refly Harun menanyakan kalau dulu waktu 212 ada isu makar yang ditangkap Bu Rachmawati, apa yang sekarang diamankan terlebih dahulu agar tidak mempengaruhi persepsi publik.

Lieus kembali menceritakan, sebelum dia ditangkap dia membuat video. 
 
"Saya ga mau ya, saya dimakar tapi saya digantung kaya Ibu Rachmawati cs, yang juga masih tersangka sampai sekarang.Menurut saya itu nggak sehat, ternyata saya juga digituin kan, ya udahlah terserah. Cuma ini kan jadi catatan sejarah yang kurang elok," katanya.

 
Lieus merasa setelah Habib Rizieq pulang adalah momentum yang sesuai untuk dilakukan rekonsiliasi, dan menyelesaikan semua maslaah. 
 
Dia menilai apa yang diinginkan Habib Rizieq tidak ada yang jelek buat negeri.

Selain itu, Lieus mengungkapkan bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan, karena yang merasa takut hanya mereka yang hendal memanfaatkan kekayaan negara untuk kepentingannya sendiri. Menurutnya, mereka takut kalau masyarakat kompak.

Refly Harun kembali menanyakan apa Lieus tidak tersinggung karena kubu tengah kanan selalu bilang asing aseng, dikuasai oleh Tionghoa dan sebagainya.

Dikatakan Lieus itu memang nyata. 
 
"Sri Bintang Pamungkas kan suka ngomong juga asing aseng, memang nyata. Tapi asengnya itu berapa orang?" ujarnya.

 
Karena itu dia menganjurkan untuk bersama-sama mencari benang kusutnya di mana. 
 
"Karena kalau ini diselesaikan everybody happy. Karena tidak semua orang Tionghoa menikmati fasilitas dari negara. Privilage ini cuma dapat yang kaya raya. Itu yang dapat privilage," katanya.

Menurut Lieus banyak juga Tionghoa yang gemas melihat keadaan yang seperti sekarang, hanya tidak ada yang mau bersikap seperti dirinya. 
 
"Mereka bilang 'Ngapain, Lieus?' cuma saya ngerasa kalau kita nggak ngomong ya nggak bener juga," ucapnya.

 
Refly Harun mengungkapkan bahwa dia salut dengan Lieus Sungkharisma karena status tersangkanya bisa diaktifkan kapan saja, tetapi dia masih tetap bersuara.

"Betul (bisa aktif kapan saja), udah diikhlasin aja. Lu mau ngapain dah, tapi tetap menyuarakan yang benar. Saya menyuarakan yang nggak jelek, saya mau negeri ini bagus," katanya.

Lieus berpesan kepasa semua orang untuk tidak takut bersuara, asal hatinya benar-benar bersih. Akan tetapi kalau hati bersuara ada maunya maka lebih baik jangan.

Refly Harun menambahkan bahwa sangat aneh orang berani mempertaruhkan dirinya tapi untuk sesuatu yang tidak jelas atau tidak punya tujuan, ada orang yang mengatakan no free lunch, tidak ada makan siang yang gratis.

***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x