Usulkan Pangdam Jaya Dudung Berdialog dengan HRS, Lieus Sungkharisma: Bapak Harus Mau, kan Tentara

- 5 Desember 2020, 17:47 WIB
Aktivis Sosial Kemasyarakatan Lieus Sungkharisman, tangkap layar.
Aktivis Sosial Kemasyarakatan Lieus Sungkharisman, tangkap layar. //Youtube/Refly Harun

PR CIREBON -  Aktivis Sosial Kemasyarakatan Lieus Sungkharisma mengaku setelah Habib Rizieq pulang ke Indonesia, dia sama sekali belum bertemu dengannya.

"Kalau pulang belum nih, pas di Arab Saudi masih WA. Tapi terakhir nomornya ganti-ganti saya ga ikut," kata Lieus dalam kanal Youtube Refly Harun, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com, 5 Desember 2020.

Lieus mengungkapkan bahwa dia termasuk orang yang pertama meneriakan untuk memulangkan Habib Rizieq, setelah Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, akhirnya bersatu setelah perdebatan di Pilpres 2019 yang cukup sengit.

"Tapi dahsyat itu. Kita suarakan terus dari di Jakarta, kita ke Solo, ke Yogya, ke Medan, Pontianak. Terus kita keliling suarakan balikin Habib Rizieq," ujar Lieus.
 
Baca Juga: Pejabat Kemensos Terjaring OTT, Malam Ini KPK Bakal Ungkap Nama-namanya

Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menanyakan kenapa Lieus terlihat nyaman-nyaman dan santai saja berada di tengah kanan (kaum agamis), padahal dia termasuk minoritas.

Lieus mengungkapkan kalau dia sudah bergaul sejak 1985 di Soksi bersama dengan Prof. Dr. Suhardiman, S.E. Saat itu dia menjadi wakil bendahara, jadi tak merasa kaget lagi.

Jadi dia mendukung ketika Habib Rizieq mengatakan asal pemerintah tidak memberikan kesempatan PKI tumbuh, aset-aset tidak dikuasai asing, dan tidak ada penistaan agama manapun, maka Habib Rizieq akan balik ke Pesantren.

Hal itu diungkapkan Habib Rizieq ketika ceramah di masjid Luar Batang. 
 
"Ramai itu. Saya ada satu panggung sama Habib, jadi saya tahu bener pikiran beliau itu bukan mau jadi pejabat tapi mau koreksi arah jalan yang salah. Kita mesti dukung dong, nah di situ kita jadi makin cinta sama Habib," ucapnya.

 
Refly Harun menanyakan apabila kelompok kanan atau kelompok Islam berkuasa apa tidak menjadi ancaman bagi Lieus.

"85 di Soksi, 86 saya Ketua Umum generasi Buddhis Indonesia. Masuk di KNPI kenalah itu Abdullah Puteh, Tjahjo Kumolo, nah di situ saya kenal Ansor, PMII, yang tadinya kita cuma pemuda vihara," katanya.

Saat itu dia diajak di Komite Nasional Pemuda Indonesia sampai tahun 1997, menjadi bendahara umum di DPP KNPI, jadi tak merasa kaget lagi saat bertemu seseorang dari masyarakat mana, karena yang dilihatnya selama masih Indonesia maka sama.

"Jadi menurut saya itu penting dan itu sekarang hilang, kenapa saya bilang hilang? KNPI sekarang gedungnya berantem," ujarnya. 
 
 
Menurutnya dia tahu betul bahwa wadah itu penting untuk saling mengenal, saling berjuang memikirkan bangsa walaupun tidak sempurna, tetapi tidak lagi merasa asing.

Jadi dia mengungkapkan kalau dia tidak kaget atau takut kalau Islam berkuasa, karena dia menilai orang Islam itu baik.

"Kita hidupnya enak, ga akan diganggu, malah selama saya aktif saya ga pernah diganggu," ucapnya.

Refly Harun kembali menanyakan alasan Lieus memasang spanduk besar di tempat usahanya (Mie Ayam Makar).

Spanduk bertuliskan 'Damai itu Indah. I Love You, Bib,' disertai gambar hati.

 
Lieus mengatakan bahwa dia merasa tidak tega. 
 
"Saya ga tega betul. 3,5 tahun mau pulang susah, udah pulang dijemput umatnya begitu bludak dituduh macam-macam, mau diperiksa Polisi, spanduknya diturunin tentara, ini apa?" katanya.

Karena dia memahami tugas tentara bukan untuk itu.

"Tapi kan orang bilang, 'Lu gila ya? Tentara lu lawan.' Saya bukan lawan saya mengingatkan. Damai itu indah tagline dari tentara," urainya.

Dikatakannya indah karena dulu di setiap tikungan di Koramil-koramil kelurahan ada spanduk bertuliskan 'Damai itu Indah' menggunakan logo Kodam Jaya. Hal itu membekas di otak Lieus. 
 
"Lah kenapa sekarang ada tokoh ulama yang 'dibikin terlunta-lunta' 3,5 tahun. Saya ga tega, saya bayangin kalau diri itu kena saya mau pulang ga boleh, dituduhnya saya overstay mesti bayar denda, mau bayar denda juga ga bisa," ucapnya.

 
Diungkapkan Lieus itu sudah tak adil, karena dia mengingat bahwa negara itu harus melindungi segenap tumpah darah, dan Habib Rizieq termasuk warga negara Indonesia.

Terlebih bukan warga negara Indonesia biasa, karena memiliki massa pendukung yang banyak. Dibuktikan pada saat dia pulang.
 
"Jadi sedihnya balihonya mesti turun. Saya naikan spanduk itu karena saya minta izin, karena kan dibilang itu baliho liar ga minta izin, dan isinya juga saya tahulah yang menyejukkan, 'Damai itu Indah," ujarnya.

Dinilainya itu sebagai bagian dari provokasi juga supaya orang mencintai Habib Rizieq, dan dilakukannya untuk kebaikan, serta untuk mengingatkan Kodam. 
 
"Jangan lupa dong taglinenya. Apalagi Habib sudah membuka diri, dialog, ya kenapa si? susahnya apa sih? bikin coffee morning, kumpulin tokoh-tokoh yang berseberangan," katanya.

 
Refly Harun mengungkapkan bahwa nanti Habib Rizieq akan diundang di acara "Dicecar Show" miliknya. Lieus mengusulkan untuk mengundang Pangdam Jaya Dudung Abdurachman juga.

Lieus memberi pesan kepada Dudung Abdurachman untuk bersedia berdialog.

"Bapak harus mau, Pak. Bapak itu tentara. Tentara itu mengabdi kepada negara, Bapak itu dapat panggung kaya begini harus dimanfaatkan. Berikan penjelasan, udah ga ada yang jadi kecil lah kalau niatnya baik, datangnya siapa atau siapa itu ga urusan," katanya.
 
Lieus menambahkan dengan kedatangan Dudung untuk bicara bukan berarti dia menjadi kecil, tapi sebagai salah satu penghargaan. 
 
"Ini dihargai kenapa? Refly Harun ini salah satu tokoh juga. Ini bagus juga, ada yang berani bikin forum seperti ini, ya resikonya kan ada juga. Kalau penguasa marah gimane? kalau kepeleset (saat bicara) itu dinasehati, supaya rakyat ini tidak ada lagi rasa takut," ujarnya.
 

Lieus menambahkan dia memasang spanduk bukan untuk diturunkan. Kalau ada yang salah dia mengharapkan untuk diberi tahu kesalahannya. 
 
"Kalau kurang diganti (apalagi sudah ada izinnya), itu jadi kita senang. Jangan bikin rakyat jadi takut, anak saya takut, ga berani buka toko dulu karena banyak polisi tentara. Ini kan saya jadi sedih," ucapnya.

Refly Harun menyampaikan tujuan Lieus adalah untuk mengingatkan tujuan dari bernegara itu adalah untuk melindungi segenap bangsa, apapun agamanya, harus dapat perlindungan negara, dan juga hak untuk berpolitik. Sama boleh, beda juga boleh.

"Saya banyak beda, ada yang masih mendukung Jokowi dan saya ke Prabowo, tapi kita tetap berkawan, ketemu tidak masalah. Nah yang sekarang itu orang-orang yang tidak mengerti politik di sosmed itu ngocehnya sembarangan. Dia ga ngerti dia punya ocehan itu membikin orang luka lebih dalam," katanya.

 
Lieus mengaku sudah terbiasa mendapat kata-kata kasar di sosial media, akan tetapi memberikan makian ke tokoh-tokoh yang punya pengaruh lebih baik hal itu jangan dilakukan.

"Habib Rizieq pasti akan lebih baik, karena 3,5 tahun di Mekkah itu pasti punya pengalaman kebijakan yang lebih dari sebelumnya. Saya lihat beliau sudah minta dialog, itu mesti diterima lah," ujarnya.

Menurutnya jika diadakan dialog maka cocok ada di acara Refly Harun tersebut. Karena dia menilai Refly Harun berada di tengah. Tidak mendukung perorangan tetapi mendukung negeri.
 
"Jadi boleh dialog di sini, harus itu, saya lihat ga ada salahnya loh kalau di TV-TV kan ada durasi. Maksud saya jangan takut dialog lah, musyawarah kita mufakat kita jalan," katanya.

 
Lieus menganjurkan untuk tak lagi saling dendam. Karena musuh bersama adalah kemiskinan, Covid-19, dan ditambah permasalahan lain yang cukup banyak.
 
Serta jangan buang waktu untuk ribut-ribut, tambahnya, jika siapa yang ingin membuat baliho menurutnya dipersilakan saja, selama isinya tidak menyinggung orang lain, dan mendapat izin.

"Jadi jangan dipersulit, termasuk sekarang nih, Wali Kota Bogor itu, Bima Arya, udah jangan dong, orang udah dirawat di Rumah Sakit udah bikin swab mandiri mau di swab lagi," ujarnya.

Lieus menyampaikan untuk jangan menimbulkan kecurigaan macam-macam, apalagi presiden sudah mengatakan bahwa hasil uji bersifat rahasia, tidak boleh diumumkan hasilnya, jadi menurutnya sudah cukup

"Bukan Habib Rizieqnya yang khawatir,tapi para pendukungnya juga, mereka bilang  'Waduh ini mau diapain nih? udah 3,5 tahun dibikin ga pulang sekarang udah pulang kok kayanya dicari terus.' Jangan," katanya.
 
 
Lieus mengajak untuk bersama-sama menciptakan suasana yang kondusif dan baik.
 
"Enak itu nanti. Cari duit gampang, Susah ayo kita bantu rame-rame, aduh enak betul itu," ujarnya.

Dia juga meminta untuk melepaskan tahanan-tahanan yang berbeda pendapat, karena Lieus mengingat bahwa Mantan Presiden BJ Habibie pernah mengatakan bahwa penjara bukan untuk politisi tapi untuk para kriminal.
 
"Lepas, kita punya sejarah waktu Habibie jadi semua tahanan politisi lepas. Kecuali yang korupsi, korupsi jangan. Tapi kalau yang beda pandangan beda pendapat lepas. Ajak diskusi, ajak dialog, wah keren tuh," kata Lieus.

***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x