HRS Dikatakan Tidak Level Berdialog dengan Jokowi, Refly Harun: Habib Rizieq Sudah Bermetamorfosis

- 5 Desember 2020, 19:17 WIB
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menyoroti penangakapan Ustadz Maaher at-Thuawlibi.*
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menyoroti penangakapan Ustadz Maaher at-Thuawlibi.* /YouTube Refly Harun

PR CIREBON - Menurut Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun, pemerintah tidak perlu lagi berdialog dengan seseorang sudah masuk ke dalam bagian pemerintahan, hal tersebut dia sampaikan terkait pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Donny Gahral Adian, bahwa dialog empat mata antara Habib Rizieq dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak perlu dilakukan.

Selain itu Donny juga mengatakan tak perlu berdialog dengan orang yang kata-katanya hanya cacian dan umpatan, dikatakan olehnya tidak level untuk berdialog dengan orang semacam itu, dan dialog menurutnya hanya dengan orang-orang terdidik yang memiliki integritas tinggi.

Menanggapinya Refly Harun mengatakan untuk apa berdialog dengan orang yang satu frekuensi seperti contoh Buya Syafii Ma'arif, Said Aqil Siradj yang selama ini sudah ada di BPIP, Badan Pembina Ideologi Pancasila.
 

Ditambahkan Refly, Azyumardi Azra adalah salah satu intelektual muslim yang perlu diajak berdialog, karena setiap orang memiliki kelebihannya masing-masing.

"Mungkin Azyumardi kuat di konsep, kuat di perspektif, lebih dahulu menghasilkan karya-karya. Akan tetapi ketika melihat pengaruh yang diberikan seorang sosok terhadap massa secara nyata, Habib Rizieq lebih dapat diajak berdialog," kata Refly dalam kanal Youtubenya, Refly Harun, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com, 5 Desember 2020.

Artinya ada plus dan minus kalau melihat kelebihan dan kekurangan orang dari setiap orang.

"Kalau sikap Juru Bicara Istana sudah seperti itu, menjadi hal yang berat. Tapi kita perlu garis bawahi, apa yang dikatakan itu tidak sepenuhnya suara istana kalau menurut terminologi Moeldoko," ujar Refly.

 
Karena menurut Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, hanya tiga orang yang bisa menjadi suara Istana yaitu Moeldoko sendiri, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

"Jadi omongan Donny Gahral, apakah itu mewakili pemikiran Istana atau dia karang sendiri. Karena sekarang harus begitu menggarisbawahinya, tetapi begini tidak bisa juga kita mendelegitimasi seorang Donny, kita juga harus menghargai orang," ucapnya.

Refly beranggapan bahwa mungkin saja Donny menangkap denyut dinamika Istana, dan menafsirkan kira-kira begitulah suara Istana.

Karena itu, dia meminta untuk menerima saja ucapan Donny sebagai sebuah kebenaran bahwa satu tidak ada yang perlu dibicarakan. 
 
"Yang kedua tidak mutu bertemu Habib Rizieq. Jadi kalaupun penting bertemu levelnya bukan level Habib Rizieq, yang bisa bertemu dia hanya sekelas Kyai Haji Aqil Siradj, sekelas Buya Syafii Ma'arif, sekelas Ayzumardi Azra," urai Refly.

 
Dia menambahkan mungkin juga ulama-ulama lain yang selama ini tidak menunjukkan sikap konfrontatif.

Kalau seperti itu Refly mempertanyakan untuk apa lagi berdialog dengan orang yang sudah satu pemikiran. Karena hakekat dari dialog sendiri untuk menyambungkan pendapat yang berbeda. 
 
"Justru dialog itu dengan orang yang berbeda pendapat, berbeda pemahaman dan pemikiran, bukan orang yang satu arus. Kalau satu arus namanya curhat, atau ya bincang-bincang biasa saja," katanya.

 
Dialog itu untuk menemukan atau menyambungkan sebuah percakapan agar tersambung, kalau sudah tersambung tak perlu lagi diadakan dialog.
 
Karena tanpa dialog pun sudah mencapai kata sepakat, seperti dengan tokoh yang disebutkan sebelumnya.

"Tapi kan Habib Rizieq selalu mengomentari pemerintah, nah justru pemerintah harus menunjukkan. 'Hey sini Habib Rizieq, Anda selalu mengkritik kami, apa sih salah kami?' nah Habib Rizieq tunjukkan," ujar Refly. 
 
Ditambahkannya jika memang yang dikatakan Habib Rizieq itu benar, maka terima saja sebagai sebuah kebenaran untuk perbaikan,  tetapi kalau tidak senyumin saja.

"Katakan, 'Bib, apa yang Anda katakan itu tidak benar. Anda sudah 3 tahun di luar negeri jadi perkembangannya sudah tidak begitu lagi', tapi kan untuk itu juga jangan lupa bahwa seorang Habib Rizieq juga kan mengikuti dinamika ketatanegaraan di Republik Indonesia walau berada di Arab Saudi," ucapnya.
 
 
Refly mengungkapkan justru kalau di luar negeri akan lebih banyak tahu tentang perkembangan Indonesia karena tidak diganggu dengan hal-hal teknikal seperti macet di jalan, meeting di sana atau di sini, sehingga tidak dapat berkonsentrasi secara penuh ketika belajar mengamati atau mengetahui dinamika pemerintahan yang ada.

Menurutnya apa yang disampaikan oleh Donny Gahral Adian terlalu merendahkan seorang Habib Rizieq. 
 
Dia mempertanyakan bagaimana mungkin merendahkan seseorang yang disambut kepulangannya oleh jutaan orang. 
 
"Walau ada yang mengatakan belasan ribu orang atau 5 juta itu persepsi masing-masing. Tapi yang jelas belum ada tokoh yang disambut seperti itu, yang kedatangannya disambut oleh antusiasnya orang. Juga satu hal lagi ketika dia mengundang 100 tokoh dalam 212, tokoh-tokoh yang diundang dari latar belakang yang beragam," urai Refly.
 
Baca Juga: Rizieq Tak Bisa Ajak Jokowi Berdialog karena Tidak Selevel, Refly Harun: Terlalu Merendahkan

Walau memang mayoritas yang diundang, di acara Reuni 212 virtual, selama ini dikenal sebagai tokoh-tokoh yang kritis atau mengambil jarak dengan pemerintah, menurutnya itu tidak masalah, karena hal itu menunjukan bahwa seperti apa yang dikatakan oleh Rocky Gerung bahwa lokus Habib Rizieq sudah berkembang.

"Kalau Lokusnya tetap di situ-situ saja, dia tidak akan menjangkau ke mana-mana. Mungkin dia akan tetap menjadi kelompok atau pemimpin dalam kelompok 'preman berjubah' seperti yang dituduhkan selama ini. Tapi sekarang setelah 15 tahun, setelah 20 tahun karena dulu tahun 98 ya, FPI sudah bermimikri," katanya.

Refly mengaku Rizieq Shihab atau Habib Rizieq sudah bermetamorfosis, dia mengutip lagi perkataan Rocky Gerung, bahwa Habib Rizieq tidak lagi sekadar mengucapkan kata-kata ala Petamburan Tanah Abang yang kata Rocky Gerung disebut daerah Brooklyn.

 
Tetapi sekarang juga telah menyelipkannya dengan ilmu-ilmu pengetahuan di luar yang Habib Rizieq pahami atau pelajari selama ini.

Bahasa-bahasa yang disampaikan pun tidak hanya satu perspektif satu kelompok Islam, tapi juga sudah menjangkau hal-hal yang sifatnya lebih nasional, lebih menjaring atau merangkul kelompok-kelompok lain.

Sebagai orang hukum tata negara, Refly mengakui kalau dia melihat tidak ada persoalan ketika Habib Rizieq menyampaikan soal revolusi akhlak.

"Karena revolusi yang dia maksud adalah revolusi yang masih dalam sistem, sistem apa? sistem Pancasila demokrasi kita, karena yang mau dihidupkan adalah nilai-nilai Pancasila," ujarnya.

 
Jadi menurutnya kalau ingin menghidupkan nilai-nilai Pancasila maka memang harus radikal. Nilai ketuhanan harus hidupkan secara radikal.
 
"Nilai kemanusiaan harus radikal, nilai persatuan harus radikal, kerakyatan dan keadilan juga begitu, agar masyarakat adil dan makmur, baldatun thoyyibatun warobbun ghofur lebih cepat tercapainya," ucapnya.

Walaupun dia mengakui, akan selalu ada gradasi, karena itu merupakan unfinishing project. 
 
"Tapi paling tidak kita terus menuju ke arah sana, jangan sebaliknya menyimpang dan menyerong ke mana-mana," katanya.

 
Sehingga dikatakan Refly, tidak bisa meremehkan seorang Habib Rizieq dengan mengatakannya tidak level dengan Presiden. 
 
"Apalagi kalau misal ada perspektif lain yang mengatakan justru Presiden yang tidak level dengan Habib Rizieq, bagaimana kalau dibalik begitu? Kan orang punya kelebihan dan kekurangan. Presiden Jokowi dia presiden walaupun hanya tamatan S1, Habib Rizieq walaupun dia tamatan S3 dia bukan S3," urainya.
 
Sekali lagi dikatakan Refly setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Refly menjelaskan tidak bisa mengatakan semata-mata dari kedudukan atau pendidikan, tapi sebenarnya dari sejauh mana dia mau berkontribusi terhadap humanisme atau kemanusiaan, ***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x