Dituding Dalang dari Demo Anarkis, KAMI Bantah Anggotanya Tunggangi Demo Anarkis

14 Oktober 2020, 06:00 WIB
Logo KAMI /

PR CIREBON – Gelombang penolakan UU Ciptaker Omnibus Law terus menerus datang seakan tanpa henti. Aksi penolakan dilakukan dari berbagai kalangan masyarakat, mulai dari Mahasiswa, buruh, pelajar, hingga beberapa organisasi masyarakat.

Ketua Badan Pekerja Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Ahmad Yani menyatakan bahwa sudah diduga dan diantisipasi bahwa akan ada gerakan untuk mendeskreditkan atau membunuh karakter terhadap KAMI dengan cara licik dan jahat.

"Gerakan itu mengambil bentuk memasang spanduk atau menyebarkan flyer yang mendeskreditkan KAMI, atau menyusupkan perusuh dan pelaku pembakaran dan perusakan yang kemudian mengaku dari KAMI," ujar Ahmad, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Baca Juga: Sertifikasi Halal Alami Perbaikan di UU Omnibus Law, Bisa Gratis

KAMI, katanya, secara kelembagaan tidak ikut dalam aksi, tapi memberi kebebebasan kepada pendukung KAMI sebagai rakyat warga negara untuk mengemukakan pendapat dan aspirasinya, tentu dengan pesan agar tidak terjebak ke dalam provokasi melakukan anarkisme.

“Pelaku anarkisme atau kerusuhan (saat demo tolak UU Ciptaker, red) seperti membakar kendaraan, Pos Polisi atau halte bus adalah bukan dari KAMI, dan bukan dari massa pengunjuk rasa dari kaum buruh, mahasiswa dan pelajar," ujarnya.

"Sudah ada bukti di media sosial bahwa mereka patut diduga dari preman-preman bayaran," sambungnya.

Baca Juga: Kontra UU Omnibus Law, Puan Maharani Persilahkan Ajukan Judicial Review ke MK

Sekali lagi ia mengeaskan bahwa sebagai gerakan moral, KAMI hanya menyuarakan yang diyakini sebagai kebenaran, yaitu meluruskan Kiblat Bangsa dan Negara dari penyimpangan dan penyelewengan.

"Salah satu dari suara moral itu adalah menolak RUU Omnibus Law Ciptaker. Maka KAMI mendukung gerakan kaum buruh, mahasiswa dan pelajar, serta elemen-elemen lain yang menuntut pembatalan UU tersebut," tegasnya.

Bahkan, lanjutnya, KAMI akan senantiasa mendukung gerakan yang sejalan dengan pikiran KAMI. Maka dari itu, tidak perlu ada kalimat menunggangi atau ditunggangi.

Baca Juga: Masa Penolakan UU Cipta Kerja Omnibus Law Madura Memanas, DPRD Akhirnya Angkat Tangan

"Kalimat bahwa KAMI menunggangi Aksi Demo Buruh, Mahasiswa dan Pelajar adalah taktik agar massa buruh, mahasiswa dan pelajar tidak turun beraksi," tuturnya.

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Din Syamsuddin juga membantah isu yang berkembang tentang KAMI telah menunggangi demo anarkis Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) beberapa waktu lalu.

Menurut Din yang juga tokoh Muhammadiyah ini, KAMI hanyalah gerakan moral yang ingin Indonesia menjadi lebih baik.

Baca Juga: Ajakan Wapres Ma'ruf Amin: Anak Pemuka Lintas Agama Berperan Aktif Bangun Koalisi Perdamaian Global

"Gerakan moral KAMI tidak akan terhenti dengan cara-cara seperti itu (aksi anarkis)," ujar Din, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Meski demikian, ditekankan Din bahwa KAMI memang memberikan kebebasan bagi para simpatisan untuk mengikuti aksi demo, namun tetap harus dilakukan dengan tertib.

"Tentu dengan pesan agar tidak terjebak ke dalam provokasi melakukan anarkisme," tuturnya.

Baca Juga: Dewan Pers Nyatakan 6 Sikap Tegas Terkait Kejadian Kekerasan yang Menimpa Wartawan saat Meliput Aksi

Sebelumnya, spanduk berisi tudingan bahwa Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) terpasang di sejumlah titik sekitar Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Kalimat dalam spanduk itu tertulis 'KAMI terbukti menunggangi aksi demo buruh dan pelajar'.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler