SABACIREBON-Seorang oknum ustad pengajar salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Desa Gembong, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, berinisial N diduga cabuli beberapa santrinya sendiri.
Dugaan pencabulan tersebut diungkapkan salah seorang orang tua santri berinisial NA, pada Rabu 27 September 2023.
Ia menuturkan perilaku bejat yang dilakukan terduga pelaku N terbongkar, setelah salah satu orang tua korban memberanikan diri buka suara. Bukan hanya pada satu santri saja, disebutkan ada beberapa santri yang juga diduga menjadi korbannya.
Baca Juga: Manchester City Gelar Acara Treble Trophy di Jakarta, Catat Waktunya
Sampai saat ini diperkirakan sudah ada 5 anak yang diduga menjadi korban penyimpangan seks guru. Namun yang berani melapor baru 1 orang.
“Korbannya santri pria, yang masih anak-anak,” katanya.
Persoalan ini tentu membuat khawatir NA, meski anaknya bukanlah salah satu korban. Menurutnya perilaku terduga pelaku N merupakan sebuah penyakit, yang dikhawatirkan akan terus memakan korban.
Baca Juga: Mengenal Marco Simone Golf and Country Club Tempat Berlangsungnya Ryder Cup 2023 di Italia
Ia mengungkapkan, pencabulan dilakukan pelaku ketika para santri tengah tertidur lelap. Saat itu, katanya, N membuka celana korban dan langsung melakukan pelecehan.
“Perilaku bejad itu, sudah dari tahun lalu, tapi baru terbongkar sekarang,” ungkapnya.
Dia juga meminta Manajemen Ponpes untuk bisa lebih selektif ketika merekrut guru atau ustadz.
Baca Juga: Tim Eropa Coba Balas Dendam dari Tim AS pada Kejuaraan golf Ryder Cup 2023 di Italia
“Apalagi para santri kan bayar, jadi anak-anak kami semuanya harus terjamin,” tandasnya.
Sementara itu, pemilik Ponpes yang disebut-sebut berinisial NM tidak menanggapi konfirmasi awak media, terkait dugaan pencabulan yang dilakukan salah satu ustad nya tersebut.
Sementara itu diungkapkan Kasat Reskrim Polresta Tangerang, Kompol Arief Nazarudin Yusuf, saat ini pihaknya tengah menindaklanjuti kasus tersebut.
Baca Juga: Film Sri Asih Raih Penghargaan Next Wave Features di Fantastic Fest 2023 di AS
"Saat ini kami tengah melakukan tahapan penyelidikan. Kami sedang tindaklanjuti kasus itu" katanya. ***(adt)