RI Bisa Menjadi Negara dengan Ekonomi Terbesar ke-4 Dunia di HUT ke-100, Simak Apa Saja Syaratnya

24 Agustus 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi ekonomi. //Pixabay

PR CIREBON - Indonesia memerlukan sejumlah syarat jika ingin menjadi negara dengan tingkat perekonomian terbesar ke-4 di dunia pada tahun 2045, bertepatan dengan HUT Ke-100 Kemerdekaan RI.

Sekretaris Jenderal Mata Garuda/Asosiasi Awardee Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Satya Hangga Yudha Widya Putra mengatakan setidaknya ada empat syarat yang mesti dipenuhi guna mencapai target tersebut.

"Keempat syarat itu adalah menggarap bonus demografi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), mengubah sistem pendidikan, dan mengasah soft skills dan hard skills," katanya dalam pernyataannya di Jakarta, Senin, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.

Baca Juga: Pendidikan Militer dan Kampus Merdeka Bertentangan, Pemerintah Gagal Paham akan Kebutuhan Pendidikan

Hal tersebut disampaikan Hangga saat menjadi panelis dalam Simposium Internasional Ke-12 PPI Dunia Online 2020 bertema "Diaspora Indonesia Mengabdi Pada Negeri".

Adapun panelis lainnya adalah pengusaha nasional Sandiaga Salahuddin Uno, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, dan dua Anggota DPR milenial yakni Puteri Anetta Komarudin dan Dyah Roro Esti Widya Putri.

Menurut Hangga, pada periode 2020-2035, Indonesia akan mengalami bonus demografi.

Baca Juga: Isu Terkait Reshuffle Kabinet dari IPW Bikin Orang Istana Terkejut, Ada Apa?

"Mayoritas penduduk didominasi generasi muda sebagai hasil dari pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkat kelompok usia kerja yang lebih besar, yang diperkirakan akan mencapai 70 persen dari total penduduk pada 2030," ujarnya.

Menurut pendapatnya, masa depan Indonesia berada di tangan para generasi muda saat ini.

Sementara itu, Sandiaga Uno mengatakan pada zaman sekarang, setiap orang dituntut memiliki adaptive quotient (AQ) yang mengukur sejauh mana bisa beradaptasi dengan situasi baru.

Baca Juga: Pemerintah Tidak akan Berbohong Usut Kebakaran Kejagung, Mahfud MD: Tidak Mungkin Melakukan Cilukba

"Negara-negara maju sudah mulai membahas tentang Ekonomi 5.0," kata calon wakil presiden pada Pemilu 2019 itu.

Menurut dia, para diaspora Indonesia adalah orang-orang terbaik yang dapat kesempatan kuliah di luar negeri.

"Oleh karena itu, mereka semua harus bisa mengabdi kepada negara," ujarnya.

Baca Juga: Tak Hanya Kejagung, Deretan Gedung ini Juga Terbakar Saat Negara Lakukan Pengusutan Kasus Besar

Menurut Sandi, sekarang sudah waktunya untuk berkolaborasi bukan berkompetisi,  mencontohkan sudah saatnya Indonesia memakai produk dalam negeri.

Sedangkan, Bima Arya menekankan pentingnya memperluas jaringan, memiliki nasionalisme, dan ingin mengabdi.

"Banyak cara untuk mengabdi tidak harus menjadi wali kota atau wakil presiden," katanya.***

 
Editor: Nur Annisa

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler