"Sudah lakukan rapat koordinasi dengan Dinas Kesehatan sebagai leading sector dan juga BKAD untuk menyiapkan anggaran itu. Mudah-mudahan untuk Jabar ini bisa lancar bisa berikan peralatan secepatnya. Kami perkirakan kurang lebih 10 ribu (kit)," ujarnya.
Meskipun begitu, Setiawan menegaskan bahwa yang akan melakukan tes adalah ODP dan orang yang didata dari hasil tracing.
"Pengawasan atau testing secara proaktif terus dilakukan, itu pun ada kriterianya karena keterbatasan anggaran dan alat, kami pilah mana yang diprioritaskan untuk tes di tahap pertama ini," katanya.
Dalam konferensi pers tersebut, Setiawan mengakui telah mengatur jika skenario terburuk penyebaran Covid-19 ini terus meningkat di Jabar.
Selain akan disokong dengan bantuan 90-900 bed siap pakai, Pemprov Jabar juga sudah merencanakan akan mengubah Gedung Kemuning RSHS Bandung khusus untuk pasien Covid-19.
"RSHS akan convert, yang saat ini Gedung Kemuning untuk pasien TB, akan memindahkan pasien TB tersebut ke rumah sakit lain dan satu gedung itu akan digunakan pasien Covid-19. Kami sudah menyiapkan berbagai skenario, termasuk apabila lonjakan tinggi sekali dan harus masuk (rumah sakit) mana saja," ucapnya.
Namun demikian, Setiawan juga berbicara mengenai pelaksanaan shalat Jumat yang berlangsung Jum'at, 20 Maret 2020.
Baca Juga: Kecelakaan Maut Terjadi di Jalan Siliwangi Cirebon, Pengemudi Pajero Diduga Positif BZO dan Mihol
Menurutnya, Sekretariat Daerah Provinsi Jabar telah mengeluarkan panduan protokol salat Jumat yang bersesuaian dengan protokol Covid-19.
"Intinya, bahwa sebaiknya situasi Jumatan yang sifatnya homogen, artinya yang kita tahu persis orang-orangnya, itu bisa dilakukan tetap dengan protokol Covid-19," paparnya.