Hadapi Kemungkinan Terburuk dari Wabah, Ridwan Kamil Siapkan RSHS sebagai Rumah Sakit Khusus Pasien Covid-19

- 20 Maret 2020, 08:34 WIB
PETA Sebaran Covid-199 di Jawa Barat per-tanggal 20 Maret 2020.*
PETA Sebaran Covid-199 di Jawa Barat per-tanggal 20 Maret 2020.* // Humas Pemprov Jabar/


PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) akan berupaya dengan semua potensi untuk menekan penyebaran Covid-19.

Koordinasi akan terus dilakukan dengan semua unsur terkait, terutama untuk menyiapkan infrastruktur kesehatan.

Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Sate, Bandung pada Rabu 18 Maret 2020.

Baca Juga: Siap Layani Pasien Covid-19, Rumah Sakit Negeri di Ciayumajakuning Bersinergi Mencegah Wabah Virus Corona

Di tempat itu juga, sebelumnya Ridwan Kamil atau Kang Emil menggelar rapat koordinasi bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan unsur forum komunikasi pimpinan di Jawa Barat.

Diakui Kang Emil, koordinasi dengan unsur lain telah dilakukan, seperti Kodam III/Siliwangi dan Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin.

Sinergitas ini untuk menyiapkan berbagai skenario jika warga yang terjangkit covid-19 terus bertambah.

"Kami sudah ada skenario, jika (yang positif) 100 bagaimana, 500 bagaimana, 1.000 bagaimana," katanya.

Baca Juga: Kecelakaan Maut Terjadi di Jalan Siliwangi Cirebon,  Pengemudi Pajero Diduga Positif BZO dan Mihol

Lebih lanjut, Kang Emil menyontohkan keberadaan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) akan total difungsikan menjadi rumah sakit khusus virus corona jika jumlah pasiennya terus bertambah.

Terlebih saat ini, RSHS yang berada di kawasan Jalan Pasteur itu sudah menyiapkan 250 tempat tidur khusus Covid-19.

"Seluruh Gedung Kemuning (di RSHS) dengan total 250 bed akan dikonversi menjadi gedung covid-19," kata Kang Emil sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com melalui situs resmi Pemprov Jabar.

Pun begitu, Perluasan serupa pun akan terus dilakukan jika pasien semakin bertambah banyak.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon, Jumat 20 Maret 2020: Plered dan Harjamukti akan Diterpa Hujan Ringan Sepanjang Siang

"Kalau suatu hari masih butuh, akan dideklarasikan seluruh ruang perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin jadi rumah sakit khusus korona," katanya.

Adapun pasien dengan gejala lainnya akan dipindahkan perawatannya ke rumah sakit yang lain.

"Begitu juga dengan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya di Kodam III/Siliwangi, sudah disiapkan," katanya.

Tak lupa, Pemprov Jabar juga terus menyosialisasikan gerakan bersih-bersih secara perorangan ataupun lingkungan tempat tinggal.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Presiden Amerika Serikat Donal Trump Tak Sadarkan Diri saat Berpidato, Tinjau Kebenaranya

Kang Emil pun memastikan akan terus melakukan proaktif tes untuk memeriksa warga yang diduga berisiko. Saat ini, laboratorium kesehatan di Jabar sudah memeriksa 230 orang yang diduga terjangkit.

"Dari jumlah itu, satu positif," katanya. Selain itu, Emil memastikan pihaknya sudah mendapat restu DPRD untuk menggunakan dana tambahan.

Bahkan saat ini, Pemprov Jabar sudah menyalurkan Rp 48 miliar untuk penanganan kasus tersebut.

"Jadi bisa digeser, kalau kurang bisa digunakan," katanya.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Seorang Pria Kejang dan Pingsan karena Dampak Covid-19 di Stasiun Pondok Cina, Simak Penjelasan Vice President PT KCI

Di sisi yang lain, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan pemerintah daerah bisa menggunakan anggaran dari alokasi lain untuk penanganan corona.

Ini dikarenakan faktor situasi yang membuat Pemda diberi kewenangan memakai anggaran lain, tetapi anggota DPRD dapat tetap memonitoring itu.

"Kepala daerah bisa realokasi anggaran dan cukup memberi tahu ke DPRD. Mohon rekan-rekan DPRD memahami dan diawasi, kewenangan ini bisa dilakukan dalam situasi seperti ini," katanya.

Selain itu, Tito juga meminta pemerintah untuk mempercepat belanja agar perekonomian warga terdongkrak.

Baca Juga: Kabar Pasar Tradisional Ditutup pada Masa Inkubasi Covid-19, Wali Kota Cirebon Beri Penuturan

Jika belum dikhawatirkan di masa anjuran pembatasan (social distancing) seperti saat ini, banyak pelaku usaha khususnya mikro dan kecil menengah yang terdampak.

"Misal ada wisata yang tutup, ada pedagang yang akan sulit.  Ini perlu diidentifikasi, dibantu, baik oleh provinsi kabupaten/kota. Selain itu pusat ada program-program dari kemensos dan bantuan lain dari BUMN," pungkasnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah