PR CIREBON – Pada Kamis 5 November 2020, Tim Kampanye Presiden Donald Trump gagal mengamankan keputusan pengadilan di negara bagian Georgia dan Michigan yang diperebutkan dengan ketat. Namun, gugatan baru yang disebutnya penyimpangan pemungutan suara di Nevada akan tetap dilakukan.
Dalam kasus Georgia, tim pemilihan mengklaim bahwa 53 pendatang yang terlambat telah tercampur dengan surat suara. Di Michigan, mereka mencoba menghentikan penghitungan suara dan mendapatkan lebih banyak akses ke proses pembuatan tabel.
James Bass, hakim Pengadilan Tinggi di Georgia, mengatakan tidak ada bukti, jika surat suara yang dipermasalahkan tidak sah.
Baca Juga: Turunnya Testing Covid-19 Selama Hari Libur, Satgas Lakukan Evaluasi pada Operasional Laboratorium
"Saya tidak memiliki dasar untuk menemukan bahwa ada kemungkinan substansial untuk berhasil berdasarkan manfaatnya,” kata hakim, Cynthia Stephens, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.
Seorang juru bicara kampanye Trump tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari putusan Michigan dan Georgia.
Sekutu Trump juga menuduh penyimpangan pemungutan suara di Clark County yang ramai di Nevada, termasuk Las Vegas.
Baca Juga: Diduga Gunakan Jet Pribadi dalam Kunjungan Kerja ke Aceh, Menteri Bappenas Dilaporkan ke KPK
Pada konferensi pers di Las Vegas pada hari Kamis, mantan Jaksa Agung Nevada Adam Laxalt dan perwakilan kampanye Trump lainnya, termasuk mantan pejabat administrasi Richard, tidak memberikan bukti apapun untuk mendukung dugaan pelanggaran mereka, dan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan wartawan.