Khawatir Pertumbuhan Tiongkok Kian Pesat, Jepang dan AS Memulai Latihan Militer Besar-besaran

- 27 Oktober 2020, 16:06 WIB
Ilustrasi pesawat tempur
Ilustrasi pesawat tempur /Pixabay

PR CIREBON - Jepang dan Amerika Serikat (AS) pada Senin, 26 Oktober 2020 memulai latihan udara, laut dan darat di sekitar Jepang sebagai unjuk kekuatan dalam menghadapi peningkatan aktivitas militer Tiongkok di wilayah tersebut.

Latihan Keen Sword adalah latihan besar pertama sejak Yoshihide Suga menjadi perdana menteri Jepang bulan lalu dengan janji untuk melanjutkan pembangunan militer yang bertujuan melawan Tiongkok, yang mengklaim pulau-pulau yang dikuasai Jepang di Laut Tiongkok Timur.

Keen Sword yang digelar setiap dua tahun itu melibatkan puluhan kapal perang, ratusan pesawat dan 46.000 tentara, pelaut dan marinir dari Jepang dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Oknum ASN Penilep Uang Infak Masjid di Sumbar Jalani Sidang Perdana, Kerugian Mencapai Rp1,7 Miliar

Berlangsung hingga 5 November, itu akan mencakup pelatihan perang dunia maya dan elektronik untuk pertama kalinya.

"Situasi keamanan di sekitar Jepang semakin parah. Ini memberi kami kesempatan untuk mendemonstrasikan kekuatan aliansi Jepang-AS," kata Jenderal Koji Yamazaki, komandan militer tertinggi Jepang, di atas kapal pengangkut helikopter Kaga di perairan selatan Jepang, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com.

Kapal perang terbesar Jepang didampingi oleh kapal induk Amerika Serikat USS Ronald Reagan dan kapal perusak pengawalnya. Kaga 248m, yang kembali dari patroli di Laut Tiongkok Selatan dan Samudra Hindia, akan dipasang kembali pada awal tahun depan untuk membawa pesawat tempur siluman F-35.

Baca Juga: Risma Berharap Tidak Ada Lagi Anak-anak yang Terlibat dalam Aksi Unjuk Rasa: Mari Kita Jaga Semuanya

Suga bulan ini mengunjungi Vietnam dan Indonesia sebagai bagian dari upaya Jepang untuk meningkatkan hubungan dengan sekutu utama Asia Tenggara.

Itu menyusul pertemuan di Tokyo dari "Quad", pengelompokan informal India, Australia, Jepang dan Amerika Serikat yang dilihat Washington sebagai benteng melawan pengaruh regional Tiongkok yang berkembang. Beijing mengecamnya sebagai "mini-NATO" yang bertujuan untuk menahannya.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x