Hadiri Acara Tabligh Akbar, Tingkat Infeksi Covid-19 di India Melambung Tinggi

- 2 April 2020, 19:30 WIB
Umat Muslim di Kota Cirebon mengikuti proses ibadah shalat Jumat berjamaah di Masjid Raya At-Taqwa Kota Cirebon.*
Umat Muslim di Kota Cirebon mengikuti proses ibadah shalat Jumat berjamaah di Masjid Raya At-Taqwa Kota Cirebon.* //PR/ EGI SEPTIADI

PIKIRAN RAKYAT - Negara dengan jumlah penduduk kedua tertinggi di dunia, India melaporkan, peningkatan angka terinfeksi virus corona dalam satu hari melambung tinggi, hampir 9.000 orang diduga terpapar.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, Pemerintah India melacak keberadaan 9.000 orang yang terpapar pada kelompok infeksi terbesar negara saat pertemuan kelompok misionaris Muslim di ibu kota bulan lalu, pada Kamis, 2 April 2020.

Perdana Menteri Narendra Modi telah menetapkan, negara dengan iklim panas ekstrem di dunia ini, pada status karantina wilayah hingga pertengahan April dan sejauh ini jumlah kasus virus corona tertinggal dari Amerika Serikat, Italia, dan Spanyol.

Baca Juga: Untuk Pasangan yang Ingin Berkencan, Berikut 5 Solusi dengan Budget Terjangkau

Mengingat, pada Rabu 1 April 2020 kemarin, sebanyak 50 ribu orang India telah dikabarkan meninggal dunia.

Kini kekhawatiran baru muncul setelah lonjakan angka terinfeksi dalam sehari melonjak tinggi setelah 9.000 orang menghadiri acara Tabligh Akbar.

Jika penularan mencapai proporsi epidemi diantara 1,3 miliar orang di India, maka jumlah kematikan akan meledak dalam satu bulan kedepan.

Sementara itu, jumlah kasus melonjak lebih dari setengahnya menjadi 1.965 pada Rabu, dipicu oleh infeksi di antara orang-orang yang menghadiri salat dan ceramah di markas Jamaah Tabligh di sebuah lingkungan padat Delhi yang penuh dan sesak.

Baca Juga: Presiden Filipina Ancam Tembak Mati Pelanggar Lockdown, Warga Keluhkan Kelaparan

Seorang pejabat pemerintah mengatakan, sekitar 9.000 orang yang terkait dengan gugusan Delhi tidak terhitung, 2.000 di antaranya diidentifikasi sebagai pejabat Tabligh dan sisanya kontak langsung dengan pasien terinfeksi yang telah menghadiri acara tersebut.

"Ini telah muncul sebagai simpul penting dalam perjuangan kami melawan virus corona, kami membutuhkan orang-orang ini untuk maju, sehingga kami dapat mengkarantina mereka," kata pejabat yang memimpin operasi untuk melacak pembawa virus potensial tersebut ke India.

Sebagaimana diketahui, tabligh adalah salah satu kelompok dakwah terbesar di dunia, menarik pengikut Deobandi cabang Asia Selatan dari Islam Sunni.

Baca Juga: Ditemukan Covid-19 pada Bayi 3,5 Tahun, Menambah Kasus Pasien Positif di Purwakarta

Maulana Saad Kandhalvi, sebagai pimpinan tabligh, mengeluarkan pesan audio kepada para pengikutnya, meminta mereka untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam memerangi penyakit tersebut.

"Kita harus mengambil tindakan pencegahan, mengikuti bimbingan para dokter dan memberikan dukungan penuh kepada pemerintah seperti tidak berkerumun di tempat ramai dan hal ini tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam," ujar Saad.

Sekitar 2.300 orang, termasuk orang Bangladesh, Indonesia, dan Malaysia, yang telah tinggal di asrama sempit Tabligh di Delhi, dipindahkan ke pusat karantina di kota selama beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Dampak Virus Corona, PT KAI Terapkan Pembatasan Kapasitas Penumpang hingga 50 Persen

Kelompok itu mengatakan, orang-orang sebelumnya tidak dapat pergi karena lockdown nasional yang mulai berlaku pada 24 Maret 2020 lalu, yang membawa dampak penghentian transportasi.

"Polisi di negara bagian Uttar Pradesh Utara mengatakan, mereka telah mengajukan kasus terhadap 23 warga negara asing yang ditemukan terlibat dengan kegiatan Tabligh saat sedang dalam visa turis," ujar seorang juru bicara kepolisian negara bagian itu.

Penutupan India telah menyebabkan jutaan orang miskin tidak memiliki pekerjaan dan menyebabkan eksodus pekerja migran dari kota ke rumah mereka di pedesaan.

Baca Juga: Banyak Digunakan, Dokter RSUP Persahabatan Bagikan Tips Cara Cuci Masker Kain yang Tepat

"Bangladesh, yang dihuni sekitar 160 juta orang, telah memperpanjang penutupan yang pada awalnya dimaksudkan untuk bertahan 10 hari seminggu, sehingga akan berlangsung hingga 11 April," ujar Kementerian Administrasi Publik dalam sebuah pernyataan.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x