Banyak Digunakan, Dokter RSUP Persahabatan Bagikan Tips Cara Cuci Masker Kain yang Tepat

- 2 April 2020, 16:10 WIB
PENJAHIT di Sungai Duri tengah memproduksi masker dari kain.*
PENJAHIT di Sungai Duri tengah memproduksi masker dari kain.* /Antara/

PIKIRAN RAKYAT - Masker kain kini menjadi alternatif yang bisa digunakan bagi masyarakat. Terlebih, masker kain bisa berulangkali dipakai dengan catatan harus selalu dicuci.

Masker kain harus dicuci menggunakan deterjen dengan dibasuh oleh air hangat sebagai upaya pencegahan tertular dari virus. Cara pencucian masker secara tepat ini dituturkan Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan.

Baca Juga: Gelar Resepsi Pernikahan di Tengah Wabah Corona, Suami Selebgram Rica Andriani Dimutasi

"Keuntungannya masker (kain) ini bisa dipakai berulang, tapi perlu dicuci oleh deterjen dan bila perlu air panas," ujar dr Erlina dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB pada Rabu, 01 April 2020.

Menurutnya, masker kain menjadi alternatif lain yang diperuntukkan bagi masyarakat sehat apabila masker bedah langka di pasaran.

Apalagi masker kain ini, memiliki tingkat perlindungan bagi partikel droplet ukuran tiga mikron sebanyak 10 sampai 60 persen. Meskipun memang tidak seefektif masker bedah maupun masker N95.

Baca Juga: Tulis Surat Kritikan, Kapten Kapal Theodore Roosevelt Diduga akan Terima Hukuman

Selain itu, masyarakat yang memiliki gejala Covid-19 bisa menggunakan masker ini untuk mencegah droplet maupun partikel yang menjadi airbone. Dengan begitu, tidak menularkan ke orang lain, tetapi ini apabila tidak mendapatkan masker bedah.

"Kemudian penggunaan masker kain, bila keadaan terpaksa bisa dipakai, tapi memang tidak seefektif masker bedah. Masker kain ini adalah pilihan yang terakhir," tutur Erlina dalam pernyataan yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com melalui situs Kantor Berita Antara pada 02 April 2020.

Di samping itu, masker kain bisa dibuat dengan mudah di rumah. Terpenting adalah menggunakan kain yang nyaman dipakai, desainnya bisa dimasuki tisu, dan bisa menahan percikan droplet.

Baca Juga: Prediksi Wabah Corona Berakhir Mei 2020, Pakar UGM Sebut Pasien Positif Capai 6.000 Kasus

Adapun penggunaan masker kain ini baru-baru ini tengah gencar disosialisasikan sebagai pilihan terakhir saat tak ada masker bedah.

Dua kepala daerah yang aktif mensosialisasikannya adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Keduanya mensosialisasikan diperbolehkannya penggunaan masker kain lewat akun Instragram pribadi masing-masing.

Baca Juga: Berkorban Demi Pasien yang Lebih Muda, Seorang Nenek Positif Covid-19 Tutup Usia

Hal ini dikarenakan sebagai upaya memutus rantai pemborongan masker bedah dan N95 di masyarakat. Kondisi ini membuat masker yang harusnya digunakan oleh tenaga medis dan orang sakit menjadi langka.

Erlina juga menilai, terdapat hal yang paling berbahaya dari kelangkaan masker bedah itu. Salah satunya adalah orang sakit yang tidak mendapat akses mendapatkannya sehingga terus menjadi sumber penularan.

Baca Juga: Mengontrak di Cirebon, WNA asal Swedia Dikhawatirkan Warga Setempat

"Kalau orang sehat memborong dan memakai (masker bedah) maka ketersediaan masker ini tidak ada lagi bagi tenaga kesehatan maupun orang sakit, dan ini berbahaya kalau orang sakit tidak ada akses terhadap masker bisa jadi orang sakit ini jadi sumber penularan kita semua," pungkas Erlina.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x