PIKIRAN RAKYAT - Sejak diberlakukan lockdown guna menekan angka terinfeksi corona, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, telah memerintahkan polisi dan militer untuk menembak mati para pembuat masalah.
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Aljazeera, Duterte dalam pidatonya mengungkap, para pembuat masalah telah membuatnya geram, selama kebijakan lockdown ini berlangsung, angka kejahatan dan pelecehan terhadap tenaga medis terus meningkat.
"Jangan membahayakan petugas kesehatan, para dokter, karena itu adalah kejahatan serius, saya perintahkan kepada polisi dan militier, jika ada yang membuat masalah dan membahayakan masyarakat lain, maka tembak mati saja," tegas Duterte.
Baca Juga: Donald Trump Sebut Kasus Tiongkok Temui Sisi Terang, Anggota Parlemen: Itu Data Palsu
Tak hanya itu, ia juga meminta warga Filipina untuk bekerja sama dan mengikuti kebijakan karantina di rumah sebagaimana telah ditetapkan pemerintah.
"Jangan mengintimidasi pemerintah. Jangan menentang pemerintah. Anda akan kalah," ujarnya kepada wartawan Filipina dan Inggris.
Komentarnya muncul setelah laporan media terkait gangguan dan beberapa penangkapan pada Rabu, 1 April 2020, dari warga di daerah miskin Manila, mereka melakukan protes kepada pemerintah mengenai bantuan makanan yang kurang.
Baca Juga: Gelar Resepsi Pernikahan di Tengah Wabah Corona, Suami Selebgram Rica Andriani Dimutasi
Dengan adanya aksi protes diluar rumah yang dilakukan sejumlah warga Filipina di Manila itu, keamanan desa dan polisi mendesak warga untuk kembali ke rumah, tetapi mereka menolak.
Aksi pengamanan yang berlangsung lama ini, akhirnya polisi berhasil membubarkan protes dan menangkap 20 orang sebagai otak atau dalang di balik aksi tersebut.