Selain itu, pelarangan menggunakan masker di tengah pandemi ini disebabkan dengan mulai langkanya masker untuk para tenaga medis yang bertugas untuk menangani virus corona.
"Saat ini, orang yang paling berisiko dari virus ini adalah petugas kesehatan garis depan yang kontak langsung dengan orang yang terpapar virus setiap detik per harinya. Membayangkan mereka tak menggunakan masker adalah hal yang paling mengerikan," ujar Ryan.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon Rabu, 1 April 2020: Waled dan Harjamukti Diguyur Hujan Ringan
Seorang ahli epidemiologi penyakit menular WHO Maria Van Kerkhove juga menyatakan bahwa orang yang harus diprioritaskan untuk menggunakan masker ini adalah orang-orang medis serta orang yang sakit.
"Masker yang kami rekomendasikan adalah untuk orang-orang yang di rumah dan yang sakit dan untuk orang-orang yang merawat orang yang berada di rumah sakit," ujar Maria dikutip dari situs Stuff.
Sedangkan diberitakan sebelumnya, bahwa penggunaan masker ini lebih meningkatkan risiko tertular virus. Demikian yang dikatakan oleh Ahli bedah Amerika Serikat Jerome Adams.
Ia menegaskan bahwa orang yang tak paham dengan penggunaan masker, justru mlaah akan sering menyentuh bagian dari masker itu sendiri.
Baca Juga: Gelar Ratas dengan Presiden Jokowi, Ridwan Kamil Lapor Terapkan Karantina Wilayah di Jabar
Sentuhan tersebut justru yang akan membahayakan, dan membuat virus serta bakteri lainnya semakin dekat dengan wajah, terutama hidung dan mulut.
Selain itu, banyaknya informasi penggunaan masker yang dibutuhkan oleh para masyarakat di tengah pandemi corona malah membuat adanya perilaku panic buying.