Kim Jong-un Geram pada AS dan Bersumpah untuk Membangun Militer Korea Utara yang Tak Terkalahkan

- 13 Oktober 2021, 21:45 WIB
Kim Jong-un geram pada AS hingga bersumpah akan bangun militer terkuat di dunia.
Kim Jong-un geram pada AS hingga bersumpah akan bangun militer terkuat di dunia. /REUTERS/Jonathan Ernst

PR CIREBON - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un baru-baru ini muncul di publik dan memberi pernyataan keras.

Kim Jong-un yang meninjau pameran sistem senjata di Korea Utara mengungkapkan bahwa dirinya akan membangun militer yang kuat dan tak terkalahkan.

Kim Jong-un juga secara tegas menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai akar dari penyebab adanya ketidakstabilan di semenanjung Korea, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Guardian.

Baca Juga: 11 Manfaat Menangis untuk Kesehatan, Salah Satunya Dapat Menghilangkan Racun

Korea Utara sendiri disebut sedang membuat jarak pemisah antara Washington dan Seoul atau Korea Selatan.

Kim Jong-un mengatakan upayanya untuk membangun militer di Korea Utara bukan ditargetkan untuk ke Korea Selatan.

Bahkan pemimpin Korea Utara itu menekankan kalau tidak boleh ada perang lain yang bisa mengadu domba orang Korea satu sama lain.

Baca Juga: Beri Banyak Bantuan Kemanusiaan, Korea Selatan Ajari Pengungsi Afghanistan Adaptasi di Negeri Gingseng ini!

Kim Jong-un memberikan pernyataan tersebut pada Pamerang Pengembangan Pertahanan Diri 2021, Senin, 11 Oktober 2021.

Media Korea Selatan melaporkan bahwa ini adalah acara pertama yang diadakan oleh Korea Utara sejak sekian lama.

Selain itu disebutkan juga pernyataan AS sebagai sumber atau biang masalah terjadinya ketidakstabilan di semenanjung Korea.

Baca Juga: Mantan Presiden Myanmar yang Digulingkan Ceritakan Saat-saat Militer Melakukan Kudeta

Kim Jong-un mengungkapkan kalau tujuan terpenting dari negaranya memiliki kemampuan militer yang tak terkalahkan agar tidak dapat ditantang oleh siapapun.

Pemerintahan Biden telah berulang kali menyatakan tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Korea Utara.

Tetapi pemimpin Korea Utara itu justru menyatakan kalau tidak sepantasnya orang percaya kepada ucapan dari negara AS.

Baca Juga: Target Jumlah Vaksinasi Sudah Tinggi, Korea Selatan Tetapkan Akan Hidup Berdampingan dengan Covid-19

“Saya sangat ingin tahu apakah ada orang atau negara yang percaya itu. Tidak ada alasan mendasar bahwa tindakan dari mereka (AS) untuk tidak memanaskan keadaan,” ujar Kim Jong-un.

Pidato Kim Jong-un ini dilakukan setelah Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir menguji coba rudal jelajah jarak jauh mereka.

Selain itu juga mereka meluncurkan senjata dengan media kereta api yang disebut sebagai hulu ledak hipersonik.

Baca Juga: 10 Buah Tinggi Kalori untuk Menambah Berat Badan, Salah Satunya Kelapa!

Pyongyang sejauh ini sudah disanksi secara internasional atas senjata nuklir dan program rudal balistiknya, yang telah membuat kemajuan pesat di bawah kepemimpinan Kim Jong-un.

Pada tahun 2017, ia menguji rudal yang dapat mencapai seluruh bagian daratan AS dan sukses meledakan nuklir paling kuat saat ini.

Pyongyang mengaku hal tersebut perlu dimiliki dalam persenjataannya untuk melindungi diri dari invasi AS.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Tanyakan Jika Rizky Billar Selingkuh, Lesti Kejora Beri Jawaban Menohok

Kemudian pada tahun 2018, Kim Jong-un menjadi pemimpin Korea Utara pertama yang bertemu dengan presiden AS di Singapura yang kemudian menjadi berita utama di seluruh dunia.

Tetapi proses pembicaraan sebagian besar terhenti sejak pertemuan kedua di Hanoi pada tahun berikutnya gagal karena kesepakatan untuk keringanan sanksi terhadap Pyongyang tidak ditepati.

Pemerintahan Biden mengatakan pihaknya bersedia bertemu dengan pejabat Korea Utara kapan saja atau di mana saja, tanpa prasyarat, untuk mengupayakan denuklirisasi.

Baca Juga: Belum Dapat Insentif Kartu Prakerja Meski Pelatihan Telah Selesai? Simak Cara Mengatasinya

Perlu diketahui kalau AS dan Korea Selatan adalah sekutu, dimana Washington telah menempatkan 28.500 tentaranya di Korea Selatan dengan dalih mempertahankan dari ancaman negara tetangganya yang menyerbu pada tahun 1950 lalu.

Korea Selatan dan AS juga rutin mengadakan latihan militer bersama seperti pada bulan Agustus lalu dimana dianggap Korea Utara sebagai persiapan untuk invasi.

Seoul sendiri sudah menghabiskan miliaran dollar untuk meningkatkan kemampuan militernya dan baru di bulan September sukses menguji coba rudal balistik dari kapal selam.

Hal itu membuat Korea Selatan setara dengan kelompok elit negara dengan teknologi militer SLBM.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x