PR CIREBON- Pada Selasa, 12 Oktober 2021, Win Myint, selaku Presiden Myanmar yang digulingkan menggambarkan bagaimana detik-detik para militer melakukan kudeta terhadap negaranya.
Dituturkan pengacaranya, Win Myint bersaksi bahwa militer mencoba untuk memaksanya melepaskan kekuasaannya sebagai Presiden Myanmar beberapa jam sebelum kudeta terjadi pada 1 Februari 2021.
Lebih lanjut, Win Myint menuturkan bahwa dirinya mendapat peringatan dari militer Myanmar bahwa dia dapat dirugikan secara serius jika menolak melepaskan kekuasannya tersebut.
Baca Juga: Bersaksi di Pengadilan Junta, Mantan Presiden Myanmar Ungkap Militer Datangi Kamarnya pada Pagi Hari
Kesaksian Win Myint, yang memberikan pernyataan publik pertamanya sejak ia digulingkan, menentang desakan militer bahwa tidak ada kudeta yang terjadi, dan bahwa kekuasaan telah secara sah dialihkan kepada para jenderal oleh seorang penjabat presiden.
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Reuters, Win Myint bersaksi bersama penasihat negaranya, Aung San Suu Kyi, peraih Nobel perdamaian dan pemimpin pemerintah de facto sebelum kudeta, dalam persidangan mereka pada hari Selasa.
Keduanya ditahan atas tuduhan termasuk penghasutan, yang berasal dari surat yang memuat nama mereka yang dikirim ke kedutaan yang mendesak mereka untuk tidak mengakui junta.
Win Myint, yang merupakan kepala negara Myanmar, mengatakan kepada pengadilan bahwa pada 1 Februari, pejabat senior militer mendekatinya dan menyuruhnya mengundurkan diri karena sakit.