Peneliti Ubah Bulu Ayam Jadi Steak, Disebut Bahan Pangan Alternatif di Masa Depan

- 18 Desember 2020, 19:34 WIB
Ilustrasi ayam.
Ilustrasi ayam. /Pixabay/Capri23auto

PR CIREBON - Ketika Sorawut Kittibanthorn sedang mencari jenis sampah baru untuk didaur ulang, siswa yang tinggal di London ini tertarik pada jutaan ton bulu ayam yang dibuang setiap tahun.

Setelah kembali ke tanah airnya yaitu Thailand, pria berusia 30 tahun itu mencari dana untuk melanjutkan penelitiannya terkait cara terbaik untuk mengubah komponen nutrisi yang ditemukan pada bulu menjadi bubuk yang dapat diubah menjadi sumber makanan yang kaya protein dan tidak berlemak. 

"Bulu ayam mengandung protein dan jika kita dapat menyajikan protein ini kepada orang lain di dunia, maka akan membantu mengurangi limbah," kata Sorawut, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters pada Jumat, 18 Desember 2020.

Baca Juga: Lakukan Rapid Test, 22 Orang Massa Aksi 1812 Reaktif Covid-19

Potensi dari penelitian tersebut memang cukup besar, karena Sorawut telah memperkirakan dari di Eropa saja sekitar 2,3 juta ton bulu dibuang.

Dan dengan konsumsi unggas yang umumnya lebih tinggi di Asia, dia yakin akan ada hingga 30 persen lebih banyak limbah bulu yang dapat dieksploitasi di wilayah tersebut.

Akan tetapi dikatakan pria yang belajar untuk Master of Material Futures di London itu, ide tersebut masih perlu melalui beberapa tahap penelitian dan juga pengembangan.


Namun, dia telah menerima beberapa ulasan positif mengenai pandangannya tentang prototipe chicken nugget dan pengganti steak.

“Anda tahu teksturnya sangat kompleks dan canggih. Anda tidak akan membayangkan bahwa bulu ayam dapat berimprovisasi menjadi hidangan semacam ini, "
kata seorang blogger makanan Cholrapee Asvinvichit.
 
Dia telah menyantap steak bulu ayam yang disajikan dengan saus, kentang tumbuk, dan salad. 
 
"Saya benar-benar dapat membayangkan ini (disajikan) kepada saya di beberapa tempat seperti, bintang Michelin (restoran), atau pengalaman bersantap mewah," ujarnya.

 
Hathairat Rimkeeree, seorang profesor ilmu pangan di Universitas Kasesart, juga terkejut dengan hasil dari penelitian tersebut.

Dia menilai hasil dari penelitian itu dapat menjadi potensi sebagai sumber pangan alternatif di masa depan.

Makanan yang dianggap sebagai pengganti daging tetapi terbuat dari nabati tengah 'naik daun' beberapa tahun terakhir ini, karena popularitas pola makan vegetarian yang meningkat pesat.
 
 
Banyak orang beralih menjadi seorang vegan lantaran meningkatnya kekhawatiran tentang risiko kesehatan dari makan daging, kesejahteraan hewan, dan bahaya lingkungan dari peternakan yang intensif.
 
Walaupun makanan yang terbuat dari bulu tidak dapat masuk kategori sebagai makanan vegan, tetapi Sorawut optimis makanan tersebut harus dipertimbangkan sebagai santapan yang etis.

“Saya berencana untuk mendekati restoran tanpa limbah terlebih dahulu karena meskipun hidangan ini terbuat dari kotoran unggas (limbah bulu), tetap saja produk sampingan dari hewan (biasa kita konsumsi)," katanya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x