PIKIRAN RAKYAT - Pergolakan politik Negeri Jiran Malaysia sempat memanas usai terpilihnya Muhyiddin Yassin. Namun, Perdana Menteri Malaysia baru ini akan selamat dari ketidakpercayaan parlemen.
Hal tersebut dinyatakan langsung oleh penantang sekaligus mantan perdana menteri Mahathir Mohamad dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Rabu.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, politisi veteran Mahathir yang berusia 94 tahun itu, memimpin Malaysia sejak 1981 hingga 2003. Secara mengejutkan dirinya kembali berkuasa pada 2018 mengalahkan aliansi pemerintah yang selama lebih dari 60 tahun ia sendiri pimpin sebagai perdana menteri.
Namun tugas terakhirnya sebagai perdana menteri harus berakhir dengan pengunduran dirinya yang mengejutkan pada 24 Februari 2020 lalu, sehari setelah beberapa mitra koalisinya terlihat dalam pembicaraan dengan lawan-lawannya.
Pada sebuah wawancara bersama Sinar Harapan surat kabar berbahasa Melayu, Mahathir mengatakan dirinya tidak lagi memerintah mayoritas di parlemen setelah beberapa pendukung meninggalkannya untuk bergabung dengan Muhyiddin.
"Kami memiliki lebih dari 114 kursi, tetapi sekarang menjadi berkurang," kata dia.
Baca Juga: Dana APBD Tak Selalu Bisa Diandalkan, Ridwan Kamil Ajak Ormas Jalankan Usaha Lewat Mandiri Ekonomi
"Itu tidak akan berhasil," katanya tentang mosi tidak percaya.
"Ini karena dia telah membawa orang-orang saya (pendukung, red.) ke sisinya," tambah Mahathir.
Mahathir akan membutuhkan dukungan dari setidaknya 112 anggota di majelis rendah parlemen untuk memenangi pemilu.
Baca Juga: Penyanyi Senior Rama Aiphama Tutup Usia
Koalisi Pakatan Harapan, yang mencakup saingan lamanya Anwar Ibrahim, telah bersumpah untuk memberikan suara kepercayaan di parlemen ketika ia kembali pada 9 Maret 2020.
Namun, Muhyiddin sejak itu menunda pembukaan parlemen selama dua bulan.
Perubahan politik yang terjadi di Malaysia dalam beberapa hari terakhir telah membuat kekuatan lama kembali menegaskan diri.
Muhyiddin yang sempat menjadi menteri dalam negeri di kabinet Mahathir, menggandeng partai lama yang berkuasa, UMNO, yang kalah dalam pemilu untuk pertama kalinya pada 2018.
Tak hanya itu, Muhyiddin juga menggandeng partai Islam PAS untuk membentuk koalisi baru.
Raja Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah menunjuk Muhyiddin sebagai perdana menteri pada 29 Februari. Ia merasa yakin dengan terpilihnya Muhyiddin akan mendapat dukungan yang banyak di parlemen.***