Semakin Terpecah! Anggota Partai Republik di Pemerintahan George W Bush Sebut Partainya Kini ‘Kultus Trump’

3 Februari 2021, 05:00 WIB
Mantan Presiden AS, George W Bush bersama istri. Anggota Partai Republik di Pemerintahan George W Bush pilih hengkang dari partai dan menolak Donald Trump.* /Instagram.com/@georgewbush

PR CIREBON – Puluhan anggota Partai Republik di pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush meninggalkan partainya.

Politisi di Pemerintahan George W Bush mengungkapkan kekecewaan akan kegagalan banyak anggota Partai Republik untuk menolak Donald Trump setelah klaim penipuan pemilu yang memicu serangan mematikan di Capitol AS bulan lalu.

Para pejabat ini, beberapa yang bertugas di eselon tertinggi pemerintahan George W Bush, mengatakan bahwa mereka berharap kekalahan Donald Trump akan membuat para pemimpin partai meninggalkan sang mantan presiden.

Baca Juga: Zara Mohammed Jadi Wanita Pertama yang Pimpin MCB, Sebut Akan Atasi Islamofobia dan Perjuangkan Kaum Minoritas

Mereka juga mengecam klaim tanpa bukti dari Trump bahwa pemilihan presiden November 2020 lalu telah dicurangi.

Tetapi dengan sebagian besar anggota parlemen Republik tetap berpegang pada Trump, para pejabat ini mengatakan mereka tidak lagi mengakui partai yang mereka layani.

Beberapa telah mengakhiri keanggotaan mereka, yang lain membiarkannya tidak berlaku sementara beberapa baru terdaftar sebagai independen.

Baca Juga: Berhasil Mengkudeta, Militer Myanmar Copot 24 Menteri dan Deputi, Umumkan 11 Pengganti di Pemerintahan Baru

“Partai Republik yang saya tahu sudah tidak ada lagi. Saya akan menyebutnya kultus Trump," kata Jimmy Gurule, yang merupakan Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan di Pemerintahan Bush.

Kristopher Purcell, yang bekerja di kantor komunikasi Gedung Putih Bush selama enam tahun, mengatakan sekitar 60 hingga 70 mantan pejabat Bush telah memutuskan untuk meninggalkan partai.

“Jumlahnya bertambah setiap hari,” kata Purcell, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Baca Juga: Kisruh Myanmar, Joe Biden Tuntut Militer Kembalikan Kekuasaan: AS Akan Bela Demokrasi Dimanapun Ia Diserang

Partai tersebut, menurut sumber, saat ini terjebak di antara anggota moderat yang tidak terpengaruh dan orang-orang independen yang merasa muak dengan cengkeraman yang masih dimiliki Trump.

Sedangkan sebagian besar adalah basis setia Trump yang sangat kuat. Menurut para ahli, tanpa dukungan antusias dari kedua kelompok, partai tersebut akan kesulitan untuk memenangkan pemilihan nasional berikutnya.

“Kami sedang mengalami sedikit pertengkaran sekarang. Tapi kami akan bersatu. Kami harus melakukannya,” kata Ronna McDaniel dari Komite Nasional Republik.

Baca Juga: Situasi Panas di Myanmar, KBRI Yangon Beri Himbauan dan Kontak Darurat pada WNI

Perwakilan Trump tidak menanggapi permintaan komentar. Seorang perwakilan mantan Presiden Bush juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Selama kepresidenan Trump, Bush menjelaskan bahwa dia telah pensiun dari politik.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler