Rela Keluarkan Dana Besar-besaran untuk Militer, Jepang Cetak Rekor Beli Pesawat Siluman dan Rudal

21 Desember 2020, 22:25 WIB
Ilustrasi roket.* /Pixabay/SpaceX-Imagery

PR CIREBON- Pemerintah Jepang melakukan pengeluaran besar-besaran dalam bidang militer.

Hal itu dilakukan Pemerintah Jepang untuk meningkatkan kualitas pertahanan mereka.

Langkah yang diambil Pemerintah Jepang ini bertujuan untuk mengantisipasi serangan dari negara tetangga mereka, termasuk Tiongkok.

Baca Juga: Vaksin Sputnik V Rusia Disebut Efektif Melawan Mutasi Baru Covid-19, yang Kini Menyebar di Inggris

Pemerintah Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menyetujui kenaikan yang kesembilan kalinya dalam pengeluaran militer pada Senin 21 Desember 2020.

Pengeluaran tersebut untuk mendanai pengembangan pesawat tempur siluman canggih dan rudal anti-kapal jarak jauh untuk melawan kekuatan militer Tiongkok yang semakin berkembang.

Dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Al-Jazeera, Kementerian Pertahanan Jepang akan memecahkan rekor, karena mendapatkan dana sebesar hampir puluhan miliar dolar untuk pendanaan tersebut.

Baca Juga: Seorang Peneliti Vaksin Covid-19 di Rusia Dikabarkan Tewas Dibunuh, Polisi Masih Lakukan Pemeriksaan

Dana tersebut akan diberikan pada April 2021, dan naik 1,1 persen dari tahun ini.

Dengan mayoritas pendukung Suga duduk di parlemen, maka penetapan anggaran tersebut sudah dapat dipastikan.

Suga menyampaikan bahwa ekspansi militer kontroversial yang dilakukan oleh pendahulunya, Shinzo Abe, untuk melengkapi pasukan Jepang dengan pesawat, rudal, dan kapal induk baru dengan jangkauan dan potensi yang lebih besar.

Baca Juga: Usai Ditemukan Varian Baru Virus Corona, Negara-negara Barat Tutup Jalur Perbatasan dengan Inggris

Hal itu dilakukan guna melawan musuh yang potensial, termasuk negara tetangga mereka yaitu Tiongkok.

Pada Senin 21 Desember 2020, Staf Gabungan Jepang mengungkapkan dalam kicauan di Twitter kalau pesawat diacak pada 18 Desember.

Sebagai tanggapan atas adanya dugaan intrusi ke wilayah udaranya di atas Laut Jepang, yang berbatasan langsung dengan semenanjung Korea dan Rusia, dan Laut Okhotsk, berbatasan dengan Rusia.

Baca Juga: Tersebar Berita Bohong Vaksin Covid-19 Ditanami Chip, Facebook Hapus Grup Penyebar Hoaks di Israel

Akan tetapi tidak ada rincian lebih lanjut terkait insiden tersebut.

Jepang telah memutuskan untuk membeli rudal jarak jauh dan mempertimbangkan untuk memberikan senjata serta melatih pasukan militer mereka untuk menyerang sasaran darat yang jauh di Tiongkok, Korea Utara, dan bagian lain Asia.

Sebuah jet tempur, yang pertama dalam tiga dekade, yang diperkirakan menelan biaya hingga puluhan miliar dolar dinyatakan akan siap pada 2030-an.

Baca Juga: Ngotot Pertahankan Jabatan Presiden, Donald Trump Ajukan Petisi ke MA Demi Batalkan Hasil Pilpres AS

Proyek tersebut dipimpin oleh Mitsubishi Heavy Industries, atas bantuan dari perusahaan S Lockheed Martin.

Jepang disebut akan menghabiskan 323 juta dolar atau sekitar Rp4,6 triliun untuk memulai pengembangan rudal anti-kapal jarak jauh, sebagai langkah mempertahankan rantai pulau Okinawa di barat daya.

Selain itu, pengeluaran besar lainnya adalah untuk enam pesawat tempur siluman Lockheed F-35, termasuk dua varian short-takeoff and vertical-landing (STOVL) B yang akan beroperasi dari kapal induk yang sudah dikonversi.

Baca Juga: Varian Baru Virus Corona Disebut Tak Terkendali di Inggris, Penguncian Wilayah Ketat Diberlakukan

Militer Jepang juga akan mendapat anggaran sebesar 912 juta dolar atau sekitar Rp13 triliun demi membangun dua kapal perang kompak yang bisa beroperasi dengan lebih sedikit awal kapal daripada kapal perusak konvensional.

Hal itu untuk mengurangi tekanan pada angkatan laut yang sudah berjuang untuk menemukan rekrutan baru.

Sementara itu, Jepang juga berkutat dengan penduduk yang populasinya terus menua tetapi anak mudanya semakin sedikit.

Baca Juga: Sadis Demi Uang, Pria di Inggris Mutilasi Pamannya dan Diberikan ke Luwak

Jepang juga menginginkan kapal perang baru, yang dapat membawa radar pertahanan udara dan rudal balistik Aegis baru yang kuat, yang memiliki jangkauan tiga kali lipat dari model yang lama.

Namun, pemerintah Jepang sendiri belum merinci berapa banyak biaya yang akan dikeluarkan untuk rencana tersebut.

Rencana itu juga menggantikan proyek yang telah dibatalkan pada Juni untuk membangun dua stasiun darat Aegis Ashore. ***

 

 

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler