Waspada, Galon Isi Ulang Mengandung BPA yang Dapat Mengancam Mental dan Intelektual Anak

- 13 November 2020, 14:25 WIB
Ilustrasi air minum isi ulang: Patut diwaspadai, penggunaan galon isi ulang yang terbuat dari polikarbonat dan mengandung BPA dapat mengancam mental dan intelektual anak.
Ilustrasi air minum isi ulang: Patut diwaspadai, penggunaan galon isi ulang yang terbuat dari polikarbonat dan mengandung BPA dapat mengancam mental dan intelektual anak. //Pikiran Rakyat

Dalam senyawa BPA inilah salah satunya yang mengandung racun berbahaya bagi anak-anak, terutama pada kemasan galon air isi ulang.

Hal senada juga diungkapkan Anggota DPR RI Komisi IX, Arzeti Bilbina Huzaimi dari Fraksi PKB. Menurut Arzeti, kemungkinan paparan zat kimia (BPA) tersebut bisa melalui botol-botol plastik yang dibawa anak-anak sekolah, juga dari air minum galon isi ulang yang ada di sekolah.

Baca Juga: Muslim Prancis Dibela Oposisi, Melenchon: Sekularisme Tidak Berarti Benci Agama, Hanya Kedok

“Sebetulnya ini kita harus aware (berhati-hati). Pemerintah yang terlibat di dalam tupoksi untuk bicara mengenai bahan yang dipakai untuk penunjang,” ungkap Arzeti Bilbina Huzaimi, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

“Apa yang ingin kita lakukan adalah proses menjadi lebih baik. Jadi jangan sampai apa yang kita ingin lakukan membuat produk menjadi baik saja. Tapi jadikanlah produk itu menjadi sehat,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Arzeti menyampaikan ancaman paparan senyawa kimia tersebut lebih kepada anak-anak sekolah yang setiap hari membawa botol plastik untuk kemudian diisi air di sekolah dari air galon isi ulang.

Baca Juga: Tagar #SavePapuaForest Trending Twitter, Warganet Kecewa Pembakaran Hutan Papua Masuk Internasional

“Karena anak-anak sekolah butuh sekali (minum). Semua anak-anak diwajibkan menggunakan air (galon) isi ulang. Ada tempat pengisian air minum. Jadi memang ini nih yang langsung harus ditarik, sehingga pemerintah langsung memberi ultimatum agar semua menjadi satu komando. Kepentingannya adalah untuk kesehatan anak-anak,” tandas Arzeti.

Sementara itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa BPA, baik dalam bentuk aktif maupun inaktif mampu menembus plasenta. BPA bebas yang telah menembus plasenta dan mencapai fetus, kebanyakan tetap berada dalam bentuk aktifnya.

Sedangkan bila senyawa yang menembus plasenta adalah bentuk inaktifnya maka senyawa tersebut dapat diubah kembali menjadi BPA bentuk aktif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa fetus mempunyai kemungkinan tertinggi terpapar BPA melalui plasenta.

Halaman:

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah