Sekilas Hepatitis yang Tiba-tiba Heboh Dikaitkan dengan Beberapa Kematian

- 5 Mei 2022, 23:08 WIB
Ilustrasi seorang anak penderita hepatitis tengah mendapat perawatan di rumah sakit.
Ilustrasi seorang anak penderita hepatitis tengah mendapat perawatan di rumah sakit. /Metro.uk/

SABACIREBON - Kabar penyakit hepatitis tiba-tiba heboh dan seolah mencuri perhatian di saat orang masih berhadapan dengan Covid 19.   

Masyarakat dunia pun kebingungan. Bahkan sebagian ada yang panik, lalu mengaitkan dengan vaksinasi.

Tapi itu dibantah Kementerian Kesehatan, bahwa hepatitis tak ada kaitan dengan pelaksanaan vaksinasi.

Institusi pemerintah yang terkait dengan kesehatan harus bertambah lagi pekerjaannya, seperti halnya  segera memberitahukan masyarakat agar waspada sebagai upaya pencegahan.

Baca Juga: Pangandaran: Objek Wisata Pantai yang Favorit, Mampu Bangkitkan Ekonomi Daerah

Nah, sebagai referensi untuk pengetahuan tetang penyakit hepatitis ini, pikiran-rakyat.com coba mengangkat cuplikan artikel dari Pusat Infodata Kementerian Kesehatan dengan judul “Situasi dan Analisis Hepatitis”.

Berikut kutipannya.

Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia, yang terdiri dari Hepatitis A, B, C, D dan E.

Hepatitis A dan E sering muncul sebagai kejadian luar biasa, ditularkan secara fecal oral dan biasanya berhubungan dengan perilaku hidup tidak bersih dan sehat, bersifat akut dan dapat sembuh dengan baik.

Sedangkan Hepatitis B, C dan D (jarang) ditularkan secara parenteral , dapat menjadi kronis dan menimbulkan cirrhosis (kerusakan hati kronis) dan IaIu kanker hati.

Baca Juga: Info Loker Mei 2022: Kementerian PPN Bappenas Buka Lowongan Kerja, S1 Fresh Graduate Bisa Melamar

Virus Hepatitis B telah menginfeksi sejumlah dua miliar orang di dunia, sekitar 240 juta orang di antaranya menjadi pengidap Hepatitis B kronik. Sedangkan untuk penderita Hepatitis C di dunia    

diperkirakan sebesar 170 juta orang. Sebanyak 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap tahunnya karena Hepatitis.

Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi Hepatitis B, terbesar kedua di negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar.

Baca Juga: Wonder Kids Eks Persipura Ini, Siap Bertanding di Tim Utama Persib Bandung

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), studi dan uji saring darah donor PMI maka diperkirakan di antara 100 orang Indonesia, 10 di antaranya telah terinfeksi Hepatitis B atau C.

 Saat ini diperkirakan terdapat 28 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi Hepatitis B dan C, 14 juta di antaranya berpotensi untuk menjadi kronis.

Dari yang kronis tersebut 1,4 juta orang berpotensi untuk menderita kanker hati.

Besaran masalah tersebut tentunya akan berdampak sangat besar terhadap masalah kesehatan masyarakat, produktivitas, umur harapan hidup, dan dampak sosial ekonomi lainnya.

Baca Juga: Di Tengah Kebahagiaan Lebaran Seorang Remaja Terseret Banjir Bandang

Tampak jelas bahwa Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius baik di tingkat nasional maupun global.

Pada tahun 2010 pada sidang WHA (World Health Assembly) ke 63 di Geneva tanggal 20 Mei 2010, Indonesia bersama Brazil dan Colombia menjadi sponsor utama untuk keluarnya resolusi tentang Hepatitis virus, sebagai Global Public Health Concern.

Usulan tersebut diterima dan keluarlah resolusi tentang Hepatitis nomor 63.18 yang menyatakan bahwa Hepatitis virus merupakan salah satu agenda prioritas dunia dan tanggal 28 Juli ditetapkan sebagai Hari Hepatitis Sedunia.

Sejak keluarnya resolusi tersebut, setiap dua tahun sekali dilakukan evaluasi tingkat global tentang respons pengendalian Hepatitis bagi negara — negara anggota WHO.

Baca Juga: India Minta Indonesia Segera Cabut Larangan Ekspor Minyak Goreng

Untuk akselerasi program pengendalian Hepatitis tingkat global, berdasarkan evaluasi respons sejak keluarnya resolusi 63.18, maka Indonesia bersama 14 negara Iain, pada sidang WHO bulan Mei 2014, mengusulkan resolusi untuk pengendalian Hepatitis virus.  Keluarlah resolusi 67.7 tentang aksi konkret dalam pengendalian Hepatitis.

Istilah "Hepatitis” dipakai untuk semua jenis peradangan pada sel-sel hati, yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang berlebih dan penyakit autoimmune.

Ada 5 jenis Hepatitis Virus yaitu Hepatitis A, B, C, D, dan E. Antara Hepatitis yang satu dengan yang Iain tidak saling berhubungan.

Hepatitis A

Penyebabnya adalah virus Hepatitis A, dan merupakan penyakit endemis di beberapa negara berkembang.

Baca Juga: Rusia Kuasai Kherson, Internet sudah tak Dibawah Ukraina. Aturan Gunakan Mata Uang Rubel

Selain itu merupakan Hepatitis yang ringan, bersifat akut, sembuh spontan/sempurna tanpa gejala sisa dan tidak menyebabkan infeksi kronik.

Penularannya melalui fecal oral. Sumber penularan umumnya terjadi karena pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, sanitasi yang buruk, dan personal hygiene rendah.

Gejalanya bersifat akut, tidak khas bisa berupa demam, sakit kepala, mual, dan muntah sampai bahkan dapat menyebabkan pembengkakan hati.

Tidak ada pengobatan khusus hanya pengobatan pendukung dan menjaga keseimbangan nutrisi.

Pencegahannya melalui kebersihan lingkungan, terutama terhadap makanan dan minuman dan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Hepatitis B:

Hepatitis B akut

Etiologinya virus Hepatitis B dari golongan virus DNA. Masa inkubasi 60—90 hari. Penularannya vertikal 95 persen terjadi masa perinatal (saat persalinan) dan 5 persen intra uterina.

Penularan horizontal melalui transfusi darah, jarum suntik tercemar, pisau cukur, tatto, transplahtasiorgan.

Gejala tidak khas seperti rasa lesu, nafsu makan berkurang, demam ringan, nyeri abdomen (bagian perut) sebelah kanan, dapat timbul ikterus (kulit kuning), air kencing warna teh.

Hepatitis B kronik:

Hepatitis B kronik berkembang dari Hepatitis B akut.

Baca Juga: Orang Arab pun Bingung dengan Kosa Kata Halal Bihalal Ini Penggagasnya

Usia saat terjadinya infeksi mempengaruhi kronisitas penyakit.Bila penularan terjadi saat bayi maka 95 persen  akan menjadi Hepatitis B kronik.

Sedangkan bila penularan terjadi pada usia balita maka 20 — 30 kali  menjadi penderita Hepatitis B kronik dan bila penularan saat dewasa maka hanya 5 persen yangmenjadi penderita Hepatitis B kronik.

Biasanya tanpa gejala. Sedangkan untuk pengobatannya saat ini telah tersedia 7 macam obat untuk Hepatitis B (lnterferan a!fa- la, Peginterferon aIfa-2a, Lamivudin, Adefovir, Entecavir, Telbivudin dan TenofoVir).

Prinsip pengobatan tidak perlu terburu-buru tetapi jangan terlambat.

Adapun tujuan pengobatan memperpanjang harapan hidup, menurunkan kemungkinan terjadinya sirosis hepatis (keusakan hati kronis) atau hepatoma.

Hepatitis C

Penyebab utamanya adalah sirosis (kerusakaan hati) dan kanker hati. Masa inkubasi 2—24 minggu.

Baca Juga: Ditemukan Laba-laba Besar di Australia, Hewan Menjijikkan Dengan Kesan Menakutkan

Penularan Hepatitis C melalui darah dan cairan tubuh, penularan masa perinatal (kelahiran) sangat kecil, melalui jarum suntik (tatto) transplantasi organ, kecelakaan kerja (petugas kesehatan) hubungan seks dapat menularkan tetapi sangat kecil.

Kronisitasnya 80 persen penderita akan menjadi kronik.

Pencegahan Hepatitis C dengan menghindafi faktor risiko karena sampai saat ini belum tersedianya vaksin untuk Hepatitis C.

Hepatitis D

Virus Hepatitis D paling jarang ditemukan tapi paling berbahaya. Hepatitis ini juga disebut virus delta, virus ini memerlukan virus Hepatitis B untuk bertembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang telah terinfeksi virus Hepatitis B.

Tidak ada vaksin, tetapi otomatis orang akan terlindungi jika telah diberikan imunisasi Hepatitis 6.

Hepatitis E

Dulu  dikenal sebagai Hepatitis NonA-Non B. Masa inkubasi 2-9 minggu. Penularan melalui facel oral  seperti Hepatitis A.

Gejalanya ringan menyerupai gejala flu, sampai ikterus (kulit kuning). Pengobatannya belum ada sebagai antivirus.

Pencegahannya dengan menjaga kebersihan lingkungan, terutama kebersihan makanan dan minuman. Vaksinasi Hepatitis E belum tersedia.***

 

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x