Kajian Ramadhan: Kisah Salman Al-Farisi, Tinggalkan Ayah Demi Mencari Kebenaran Tuhan

- 25 April 2020, 03:00 WIB
ILUSTRASI masjid.*
ILUSTRASI masjid.* /PEXELS/Adnan Uddin/

PIKIRAN RAKYAT- Sosok sahabat Nabi Muhammad SAW, Salman Al-Farisi dalam mencari kebenaran agama sungguh panjang dan berliku.

Lahir dari seorang penyembah api yang taat, Salman didaulat menjadi kepercayaan umat beragama sebagai penjaga api pada saat itu.

Pemuda gagah asal Persia ini, merupakan mahluk Allah SWT yang sangat dicinta dan disayangi sang ayah, sehingga Salman menghabiskan kesehariannya berdiam di rumah, layaknya wanita yang tengah dipingit.

Baca Juga: Hindari Kontak Fisik saat Ramadhan, WHO Beri Saran Umat Muslim Lakukan Dua Salam Berbeda

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Youtube Khalid Basalamah Official yang berjudul Kisah Sahabat Nabi Ke-43: Salman Al-Farisi, Salman dikatakan menceritakan kisahnya kepada seorang sahabat sekaligus keluarga dekat Nabi Muhammad SAW yang bernama Abdullah bin Abbas.

Abdullah bin Abbas atau yang akrab disebut Ibnu Abbas, kemudian menceritakan kisah seorang Salman dalam perjalanan mencari kebernaran kepada yang lain, sesuai dengan yang diperintahkan Rasulullah SAW, karena saat itu Rasul begitu menyukai kisah Salman.

Baca Juga: Baru Secara Lisan, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Dukung Peningkatan Upah Honorer

Salman Al-Farisi sang penjaga api umat Majusi

Umat Majusi kebanyakan berasal dari Persia, mereka menyembah api sebagai Tuhan, ayah Salman merupakan tokoh penting dalam umat Majusi tersebut, tak heran jika Salman diberi tugas menjaga api untuk umat di wilayah desa Jayyun kota Isfahaan.

Diceritakan Ibnu Abbas, suatu ketika Salman mendapat tugas khusus dari sang ayah, ia diminta pergi ke tanah milik keluarga mereka, guna memenuhi beberapa tugas.

Namun belum sampai Salman disana, tertarik dengan suara orang-orang yang tengah salat di dalam gereja Nasrani.

Baca Juga: Curi Tiga Handphone Pasca Bebas, Napi Asimilasi Covid-19 Kembali Dijebloskan ke Penjara

Saat melihatnya, Salman mengaku bahwa ia menyukai salat mereka dan tertarik terhadap agama Nasrani. Salman memang memiliki pemikiran yang terbuka dan bebas dari taklid buta.

"Saya berkata (kepada diriku), 'sungguh, agama ini lebih baik daripada agama kami'. Saya tidak meninggalkan mereka sampai matahari terbenam. Saya tidak pergi ke tanah ayahku," kata Salman, yang disampaikan oleh Ustaz Khalid Basalamah dalam video tersebut.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Medengarkan Musik Bisa Mempengaruhi Kinerja Otak

Salman Al-Farisi pergi meninggalkan sang ayah demi mencari kebenaran agama

Setelah melihat itu dan bercerita kepada sang ayah bahwa Salman sangat tertarik dengan agama tersebut, bahkan ia mengungkap agama yang dilihatnya tadi lebih baik dari agama nenek moyangnya.

Tentu saja, sang ayah menentang keras ketika Salman berniat mencari sosok yang paling alim diantara orang dari agama yang ia lihat di gereja tersebut.

Namun, hal itu tak lantas menyurutkan langkah Salman untuk melanjutkan pencariannya akan kebenaran.

Baca Juga: Peduli Nelayan Terdampak Covid-19, PPN Kejawanan Cirebon Bagikan 440 Paket Sembako

Ia kemudian mengirimkan pesan kepada kaum Nasrani dan meminta mereka memberi kabar jika ada pedagang Nasrani datang dari Syam.

Salman Al-Farisi belajar agama dari beberapa sososk alim dengan berpindah-pindah kota

Saat di Syam, ia bertanya dan mencari sosok paling alim diantara orang dalam agama mereka, kemudian seorang pendeta ditunjuk oleh mereka.

Salman akhirnya memutuskan mendatangi sang pendeta dan berkata bahwa ia menyukai agama Nasrani dan akan berkhidamh di gereja.

Baca Juga: Terkenal Sensitif, Hati-hati Jangan Katakan 6 Pertanyaan Ini pada Scorpio

Namun, Salman menemukan sesuatu yang buruk dari pendeta itu. Salman bercerita, bahwa pendeta itu memerintahkan kaumnya untuk membayar sedekah. Kemudian, ia hanya menyimpannya bagi dirinya sendiri dan tidak memberikannya kepada orang-orang miskin.

"Salman telah dikaruniai hati yang bersih dan suci sedari dulu, sebelum ia memegang agama Allah SWT, yaitu Islam, sehingga ia selalu membenci hal-hal yang tidak adil dan tidak sesuai dengan kaidah norma kehidupan," ujar Ustaz Khalid Basalamah.

Baca Juga: Marhaban ya Ramadhan! Berikut Doa, Hikmah, dan Pahala Hari Pertama Puasa

Tak berselang lama, pendeta itu meninggal, lantas Salman langsung membuka tabir kebohongan pendeta itu kepada masyarakat sekitar, sehingga mereka enggan menguburkan jenazah pendeta tersebut.

Namun, sebelum sang pendeta meninggal, Salman bertanya dan meminta wasiat siapa yang akan diikutinya setelah pendeta itu tiada.

Sang pendeta kemudian menunjuk kepada seorang laki-laki di Musil, kota besar di barat laut Iraq.

Baca Juga: Memasuki Bulan Ramadhan, Kepokmas di Pasar Tradisional Kota Cirebon Dipastikan Aman

Berbeda dengan pendeta tadi, sosok laki-laki yang ia temui di Musil ini adalah penganut agama yang baik budi serta ahlaknya, sehingga Salman betah tinggal disana.

Kembali berulang, sosok yang diikuti Salman juga meninggal, lantas ia meminta kembali wasiat kepada siapa dia harus belajar setelah ini.

Laki-laki itu mewasiatkan Salman untuk bergabung dengan seseorang di Amuriyah, sebuah kota yang merupakan bagian dari Wilayah Timur Kekaisaran Romawi.

Baca Juga: Beri Semangat Penggemar saat Corona, Disney Bocorkan Resep Rahasia Kue Legendaris

Setelah mendatangi orang yang dimaksud, Salman kemudian bekerja dengan upah beberapa ekor sapi dan seekor kambing.

Ajal mendekati laki-laki Amuriyah tersebut. Salman kembali mengulang permintaannya. Namun, kali ini jawabannya berbeda.

"Wahai anakku! Saya tidak mengenal seorang pun yang berpegang pada perkara agama yang sama dengan kita.

Baca Juga: Kabar Baik, Satu Pasien Positif Covid-19 di Kota Cirebon Sembuh

"Namun, seorang Nabi akan datang pada masa kehidupanmu dan Nabi ini berada pada agama yang sama dengan agama Ibrahim," ujar orang tersebut kepada Salman.

Selanjutnya, Salman tanpa berbekal wasiat mendetail terkait orang yang akan ditemuinnya setelah ini, ia tetap melanjutkan perjalanan, hingga bertemu sosok yang membuatnya mengucap kalimat Syahadat itu.

Baca Juga: Sempat Tak Jujur, Pemuda yang Ditangkap Anggota Kodim 0614 Menangis di Pangkuan Ibunya

Kisah selanjutnya akan dirangkum tim PikiranRakyat-Cirebon.com menjadi poin-poin seperti diatas, supaya memudahkan bagi pembaca dalam mencerna setiap kisah panjang pencarian Tuhan dari sosok inspiratif Salman Al-Farisi.

***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Khalid Basalamah Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x