Studi Terbaru: Vaksin Dapat Mencegah Seseorang Terpapar Covid-19 Varian Delta

- 19 Juli 2021, 20:30 WIB
Ilustrasi - Studi terbaru menyatakan vaksin dapat cegah seseorang terpapar varian Delta.
Ilustrasi - Studi terbaru menyatakan vaksin dapat cegah seseorang terpapar varian Delta. /Pixabay/torstensimon

PR CIREBON – Kasus penularan virus corona atau Covid-19 di Indonesia masih cukup masif dalam beberapa waktu belakangan.

Covid-19 varian Delta pun kini menyebar dan menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia.

Meski begitu, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapat vaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Inilah 8 Aturan dari Surat Edaran Wali Kota Cirebon Terkait Perayaan Idul Adha 1442 Hijriah

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Huffpost, studi baru menyatakan bahwa orang yang belum mendapat vaksinasi akan sangat rentan terpapar varian baru Covid-19.

Dokter spesialis penyakit menular di Wexner Medical Center di Ohio State University, Carlos Malvestutto mengatakan orang yang tidak divaksinasi sangat rentan terpapar, khususnya varian Delta.

Bagaimana tidak, varian Delta menular lebih cepat dan mungkin menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Baca Juga: Kate Herron Bicara Soal Serial 'Loki' Jilid 2: Saya Tidak Akan Kembali

Akan lebih parah jika menulari orang yang belum disuntik vaksin Covid-19.

"Sekarang ada data yang keluar dari Inggris dan Skotlandia yang menunjukkan bahwa tingkat keparahan penyakit dapat meningkat, dan mungkin mengarah pada peningkatan risiko rawat inap," ungkap Malvestutto.

Diketahui, sekitar 99 persen infeksi baru di beberapa bagian negara terjadi pada pasien yang belum divaksin.

Baca Juga: Rose BLACKPINK Bertemu Olivia Rodrigo dan Sutradara Petra Collins di LA : Rumor Tentang Potensi Kolaborasi

Namun, memang ada juga yang terinfeksi walau telah menerima kedua suntikan vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna atau vaksin dosis tunggal Johnson & Johnson.

Tapi, menurut data yang tersedia, gejala yang dialami orang dalam kasus terobosan tersebut cenderung relatif ringan.

Sekitar sepertiga orang yang terinfeksi setelah divaksinasi lengkap, misalnya, sama sekali tidak menunjukkan gejala.

Baca Juga: Langgar Aturan Pembatasan Sosial Covid-19, Warga Thailand Turun ke Jalan dan Ajukan 3 Tuntutan

CDC sekarang hanya melacak kasus terobosan yang mengakibatkan rawat inap atau kematian, jadi tidak ada data yang benar-benar kuat melihat berapa banyak orang yang mengalami gejala ringan pasca-vaksin (atau tidak ada gejala sama sekali).

Sayangnya, tidak ada kejelasan tentang varian apa yang mungkin dialami orang-orang tersebut.

Pada akhirnya, tujuan vaksinasi tidak hanya untuk mengurangi penularan tetapi juga secara drastis mengurangi rawat inap dan kematian. Dan, vaksin telah melakukan hal itu.

Baca Juga: Pangeran Harry dan Meghan Markle Akan Tunggu Keadaan Membaik Demi Ingin Lilibet Dibaptis di Windsor

“Sebagian besar individu yang divaksinasi lengkap tidak memiliki konsekuensi penyakit yang parah, yang membuat kami berpikir gejalanya mungkin lebih ringan secara umum untuk individu yang divaksinasi lengkap,” kata dia.

Kasus terobosan juga masih jarang terjadi di negara Amerika Serikat.

Itulah sebabnya para ahli kesehatan bersikeras bahwa mendapatkan vaksinasi adalah hal terbaik yang dapat dilakukan orang untuk menjaga diri mereka sendiri dan orang lain dari Covid-19.

"Saya dalam keadaan di mana kita melihat peningkatan yang signifikan pada pasien rawat inap dan mereka semua adalah orang yang belum divaksinasi, yang sangat sulit dan menghancurkan, karena ini benar-benar dapat dicegah," tandasnya.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Huffpost


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah