Adapun dalil menggabungkan niat puasa Ayyamul Bidh dengan puasa Syawal—dalam bahasa Arab, “ayyamul bidh” (hari-hari putih – Red).
Nama tersebut digunakan karena pada tangal 13, 14, dan 15, bulan sedang menuju purnama dan cahayanya sangat benderang sehingga tampak putih.
Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa Ayyamul Bidh berasal dari kisah Nabi Adam.
Saat turun ke bumi, tubuh Nabi Adam dalam kondisi gosong dan ketika melaksanakan puasa selama tiga hari, tubuhnya berangsur-angsur menjadi putih.
Puasa Ayyamul Bidh dilakukan pada setiap pertengahan bulan, yaitu tanggal 13, 14, dan 15, kecuali pada bulan Dzulhijjah karena tanggal 13 Dzulhijjah termasuk hari tasyrik.
Pada hari tersebut, haram hukumnya untuk berpuasa.
Lalu, bagaimana dengan puasa Ayyamul Bidh yang dilakukan di bulan Syawal?
Baca Juga: Jual Vaksin Covid-19 dengan Harga Murah, AstraZeneca Korbankan Keuntungan Senilai Rp357 Triliun