PR CIREBON - Selama satu tahun terakhir, pandemi Covid-19 telah menjadi pemberitaan yang ada di berbagai platform.
Pandemi Covid-19 juga menyebabkan beberapa orang merasa cemas dan khawatir, bahkan putus asa tentang masa depan.
Keputusasaan karena Covid-19 ini telah meresap ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuat membuat sebagian orang sulit untuk menjadi produktif, bahkan mengalami ganguan tidur.
Penyakit gangguan tidur akibat Covid-19 itu disebut para peneliti sebagai Coronasomnia.
Pada Maret 2020, International Institute of Sleep Sciences (IISS) di Mumbai, India melakukan studi acak terhadap 150 orang.
Penelitian tersebut melaporkan 25-30 persen menderita gangguan tidur non-restoratif.
Studi lain yang dilakukan pada bulan Mei 2020 oleh psikiater dan ahli saraf terkemuka di negara tersebut mengungkapkan bahwa lockdown akibat Covid-19 dikaitkan dengan perubahan jadwal tidur dan kuantitas serta kualitas tidur malam hari.