Sering Mengalami Insomnia? Hati-hati Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung dan Risiko Stroke

26 Agustus 2020, 19:10 WIB
ILUSTRASI insomnia.* /PRFM

PR CIREBON - Insomnia merupakan kondisi bermasalah yang membuat kita kesulitan untuk tidur nyenyak.

Tak hanya membuat anda terjaga sepanjang malam hingga frustrasi, insomnia juga ternyata memiliki dampak yang buruk untuk kesehatan jantung.

Orang dengan kecenderungan genetik terhadap insomnia berisiko lebih tinggi terkena penyakit arteri koroner, gagal jantung, dan stroke, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Circulation American Heart Association.

Baca Juga: Serupa Tak Bercermin, Masyarakat Diminta Patuhi Protokol Kesehatan saat Rapat Menteri Tanpa Masker

Para peneliti yang dipimpin oleh Susanna Larsson , PhD, seorang profesor epidemiologi kardiovaskular dan nutrisi di Institut Karolinska di Swedia, mempelajari 1,3 juta orang dengan dan tanpa penyakit kardiovaskular.

Mereka menggunakan teknik penelitian yang disebut pengacakan Mendel untuk menentukan apakah orang yang membawa varian genetik yang diketahui terkait dengan insomnia lebih berisiko mengalami masalah jantung dan peredaran darah.

"Insomnia dapat menyebabkan peningkatan berat badan, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular," kata Dr. Larsson kepada Healthline, yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com.

Baca Juga: Mahfud MD Selalu Apologi Tiap Muncul Kasus Hukum Baru, Rocky Gerung: Jurus Hindari Cibiran Publik

Para peneliti menekankan, bagaimanapun, bahwa studi tersebut hanya menunjukkan hubungan antara dua gangguan, bukan hubungan sebab-akibat.

Juga tidak jelas apakah insomnia menyebabkan masalah jantung atau sebaliknya, kata Andrew Stiehm, MD, yang mengkhususkan diri dalam pengobatan paru dan tidur di Allina Health's United Sleep and Lung Center di St. Paul, Minnesota.

“Mungkin keduanya. Insomnia memang menyebabkan tekanan darah Anda lebih tinggi. Tapi penyakit jantung juga menyebabkan insomnia," ujar Stiehm.

Baca Juga: Presensi Sidik Jari Diduga Jadi Penyebab Guru di Surabaya Positif Covid-19, Bamsoet: Harus WFH Lagi

Meski insomnia diduga meningkatkan risiko diabetes, neuropati yang terkait dengan penyakit tersebut juga dapat menyebabkan nyeri tungkai yang dapat mengganggu tidur, kata Stiehm.

Sementara itu, 30 persen populasi AS dilaporkan memiliki beberapa gejala insomnia, yang penelitian sebelumnya telah terbukti terkait dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan masalah kesehatan lainnya.

Namun, hanya sekitar 10 persen dari populasi yang memiliki gangguan insomnia kronis, menurut American Academy of Sleep Medicine (AASM).

 

Baca Juga: Presiden Jokowi Konsisten Bangun Indonesia di Tengah Pandemi, Jalan Tol Pertama di Aceh Jadi Bukti

"Insomnia kronis dapat merusak kesehatan fisik, mental, dan emosional dengan berdampak negatif pada kewaspadaan siang hari, suasana hati, memori, dan fungsi kognitif," menurut AASM.

Sementara itu, sebuah studi menunjukkan, bahwa tidur dengan gerakan mata yang tidak cepat menurunkan tekanan darah arteri dan detak jantung serta meningkatkan fungsi parasimpatis jantung pada titik-titik tertentu di malam hari.

Insomnia pada gilirannya dapat mempengaruhi regulasi jantung sirkadian dan menyebabkan penyakit kardiovaskular dan stroke.***

 
Editor: Nur Annisa

Sumber: healthline

Tags

Terkini

Terpopuler