Mengenal Narkolepsi, Gangguan Tidur Tidak Normal yang Diidap Kang Daniel Eks Wanna One

- 26 Februari 2020, 21:05 WIB
KANG Daniel.*
KANG Daniel.* /Instagram.com/@daniel.k.here

PIKIRAN RAKYAT - Narkolepsi merupakan gangguan sistem saraf seumur hidup yang menyebabkan tidur tidak normal dan dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang.

Narkolepsi dapat menyebabkan rasa kantuk di siang hari dan serangan tidur yang signifikan.

Dalam sebagian besar kasus, ini juga dapat menyebabkan hilangnya kontrol otot yang tidak terduga dan sementara, yang dikenal sebagai cataplexy.

Baca Juga: Cara Mencadangkan dan Memulihkan Pesan WhatsApp yang Terhapus di Android, Pakai Google Drive dan Penyimpanan Lokal

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Healthline, kondisi ini terbilang langka dan diperkirakan hanya mempengaruhi sekitar 1 dari setiap 2.000 orang.

Kang Daniel yang merupakan mantan anggota boy group populer Korea Selatan, Wanna One, menjadi salah satu diantara 2.000 orang tersebut.

Idol K-Pop tersebut benar-benar tertidur saat melakukan syuting untuk acara variety 'Master Key' pada tahun 2017 lalu.

Baca Juga: Jembatan Roboh Belum Diperbaiki, Aktivitas Warga Cirebon Terganggu

Di episode 9, para pemeran dan tamu berlari untuk mencari petunjuk agar dapat menjadi pemenang di episode tersebut.

Salah satu permainan yang dilakukannya adalah permainan 'Find My Pillow' yang mengharuskan para kontestan masuk ke sebuah set tempat yang memiliki kantong tidur di lantai.

Ketika game dimulai, semua anggota langsung meraih mantel dan berlari keluar dari pintu untuk mencari bantal.

Baca Juga: Dijuluki Couple Goals, Kim Woo Bin dan Shin Min Ah Sumbang 100 Juta Won untuk Perangi Virus Corona

Namun, salah satu kantong tidur tidak bergerak sama sekali dan ternyata di dalamnya ada Kang Daniel yang sudah tertidur lelap.

Narkolepsi bukanlah penyakit mematikan dengan sendirinya, tetapi dapat menyebabkan kecelakaan, cedera, atau situasi yang mengancam jiwa.

Terdapat dua jenis narkolepsi, yaitu Tipe 1 narkolepsi dengan cataplexy dan  Tipe 2 narkolepsi tanpa cataplexy.

Tipe 1 merupakan narkolepsi yang paling umum, terutama pada anak-anak yang biasanya bisa disalahartikan sebagai aktivitas kejang.

Baca Juga: Cara Mencadangkan dan Memulihkan Pesan WhatsApp yang Terhapus di Android, Pakai Google Drive dan Penyimpanan Lokal

Para ahli mengaitkan gejala narkolepsi dengan tidur gerakan mata cepat (REM) yang kurang teratur. Seberapa sering dan seberapa intens gejalanya dapat bervariasi.

Gejala umum tersebut dapat meliputi rasa kantuk di siang hari yang signifikan, kehilangan otot mendadak (Cataplexy), halusinasi saat tidur, dan kelumpuhan tidur.

Narkolepsi juga dapat dikaitkan dengan gangguan tidur lainnya, seperti apnea tidur obstruktif, sindrom kaki gelisah, dan insomnia.

Baca Juga: Seorang Pramugari di Malaysia Dipecat karena Kelebihan Berat Badan, Kasusnya Berujung di Pengadilan

Penyebab pasti narkolepsi belum diketahui dengan jelas. Namun, kebanyakan orang dengan narkolepsi dan katapleks memiliki penurunan jumlah protein otak yang disebut hypocretin yang berfungsi mengatur siklus tidur dan bangun.

Faktor-faktor lain seperti stres, paparan racun, dan infeksi juga dapat berpern.

Narkolepsi tidak ada obatnya karena ini merupakan kondisi kronis yang berlangsung seumur hidup.

Penderita narkolepsi dapat mengendalikan gejala dan meningkatkan fungsi siang hari melalui terapi dan stimulan, penyesuaian gaya hidup, juga menghindari aktivitas berbahaya yang dapat mengobati gangguan ini.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x