Berjuang
Aman berceritera, saat duduk di bangku SMP kelas 2, ayahnya meninggal. Sejak itu ibunya menjadi tulang punggung keluarga.
Baca Juga: Inilah Syarat untuk Kampanye di Kampus atau Pesanren yang Perlu Diketahui
Melihat perjuangan ibunya sebagai pedagang kecil, anak ke dua dari tiga bersaudara ini sangat prihatin, sehingga saat duduk di bangku kelas 2 STM jurusan listrik, memutuskan membantunya dengan berjualan kaos kaki.
"Mulai sekarang, ibu ga usah memberi lagi uang ke Aman," kenang Aman kelahiran 15 Januari 1982, mengenang saat ia mengungkapkan niat itu pada ibunya.
Sejak itu, ia menjadi pedagang kaos kaki, sebagai pedagang kaki lima di Gasibu, depan Gedung Sate, setiap hari libur.
Aman yang menginjak dewasa memilih berjualan kaos kaki karena awalnya ia memiliki banyak kaos kaki sebagai dampak musim hujan.
Hampir tiap hari basah dan harus ganti yang kering. "Coraknya bagus bagus...saya coba jualan ke temen sekolah... eh laku," tutur Aman, suami Imas Siti Nuraeni. Sejak itu ia mulai merintis berjualan kaos kaki.
Sebagai pedagang kaki lima, Aman benar benar merasakan pahit getirnya di lapangan.