Panutan menambahkan, peningkatan ekspor nonmigas sebesar 12,5% sepanjang Januari 2021 menjadi penyubang terbesar surplus neraca perdangangan.
Baca Juga: Kota Auckland Lockdown, PM Jacinda Arden Sebut Varian Covid-19 Inggris Telah Masuk ke Selandia Baru
Kabar baik #TuandanPuan! Pemerintah berhasil mencatat surplus neraca perdagangan per Januari 2021 sebesar US$2,0 miliar. Hal ini membuat pemerintah semakin yakin pertumbuhan ekonomi tahun 2021 membaik.
Untuk selengkapnya simak tweet berikut ya.#IndonesiaSiapPulih #KSP pic.twitter.com/vrASCnssOG— Kantor Staf Presiden (@KSPgoid) February 15, 2021
Baca Juga: Dimulai Maret, Berikut Jenis Mobil yang Mendapat Relaksasi PPnBM 0 Persen
Selain kontribusi dari sektor minyak dan gas yang juga meningkat 8,3% yoy.
"Terutama dari kelompok komoditi nonmigas, seperti pertanian, pertambangan, dan industri dengan kenaikan berturut-turut sebesar 13,9%, 16,9%, dan 11,7% yoy," jelas Panutan.
Di sisi lain, nilai impor Januari 2021 mencapai US$13,3 miliar, atau 6,5% yoy. Impor migas dan nonmigas turun berturut-turut 21,9% dan 4,0% yoy.
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmi Melantik Dua Pasangan Kepala Daerah Terpilih Provinsi Kaltara dan Sulut
Untuk kelompok barang, penurunan terjadi pada barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal berturut-turut turun sebesar 2,9%, 6,1%, dan 10,7% yoy.
Sebelumnya, Kepala @bps_statistics Suhariyanto menjelaskan, surplus neraca dagang pada Januari 2021 lebih bagus dari Januari 2020 dan Januari 2019.
Pada Januari 2020 neraca dagang mengalami defisit US$640 juta dan pada Januari 2019 defisit US$980 juta.