PR CIREBON – Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2021.
Menrutu BPS, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 4,74 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 21,42 miliar dan impor 16,68 miliar.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan surplus itu merupakan yang tertinggi sejak tahun 2006.
“Kalau kita perhatikan bahwa surplus di Agustus ini membukukan surplus beruntun selama 16 bulan terakhir,” kata dia saat menggelar konferensi pers secara virtual, Rabu (15 Agustus 2021), dikutip dari Antara.
“Ini capaian yang bagus, sehingga harapan kita untuk pemulihan ekonomi berjalan sesuai harapan.”
Margo memaparkan komoditas nonmigas yang menyumbang surplus terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
Baca Juga: Unik! Peneliti Latih Sapi Agar Bisa Buang Air Kecil di Toilet
Sedangkan negara yang menyumbang surplus terbesar dalam neraca perdagangan Agustus 2021 (dalam dolar AS) yaitu Amerika Serikat sebesar 1,5 miliar, India sebesar 1 miliar, dan Filipina sebesar 584 juta.
Sementara itu, neraca perdagangan dengan beberapa negara mengalami defisit, di antaranya dengan Australia sebesar 453,9 juta, Thailand 334 juta, dan China 175,5 juta.
Dengan demikian, neraca perdagangan RI secara kumulatif pada Januari-Agustus 2021 mengalami surplus 19,17 miliar dolar AS.
Baca Juga: Terungkap Isi Pesan Kalina Ocktaranny dan Vicky Prasetyo: Perkara Makan Aja Jadi Masalah!
Mendengar hal tersebut, Ferdinand Hutahaean mengapresiasi pemerintah karena mampu dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
“Ditengah gempuran badai Covid, pemerintah masih mampu menjaga stabilitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi,” kata Ferdinand Hutahaean melalui Twitter pribadinya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com.
“Neraca dagang surplus tertinggi sejak 2006. Luar biasa..!!!,” sambungnya.
Ferdinand Hutahaean juga menyinggung oposisi, yang kerapa ‘nyinyir’ soal kondisi ekonomi Indonesia.
“Oposisi planga plongo..!!” tegas dia.