Selidiki Peretasan Akun Twitter Ternama Dunia, dari Kemungkinan Orang Dalam hingga FBI Turun Tangan

17 Juli 2020, 09:10 WIB
Peretasan Twitter dilakukan oleh orang dalam menurut laporan Motherboard. /AFP/Oliver Doulievery

PR CIREBON - Media Sosial Twitter baru saja kecolongan dengan sejumlah akun Twitter ternama mengalami peretasan oleh seorang hacker untk meminta orang menyumbangkan Bitcoin, di antaranya mantan Presiden AS Barack Obama, calon Presiden AS Joe Biden, pendiri Microsoft Bill Gates hingga CEO SpaceX Elon Musk, dan bintang acara realitas televisi Kim Kardashian.

Menelusuri jejak peretasan, Motherboard memulai laporannya dengan meminta konfirmasi kepada dua sumber yang melakukan peretasan itu.

Baca Juga: Hotman Paris Oleskan Hand Sanitizer ke Lubang Hidung untuk Halau Covid-19, Peneliti Sebut Bahayanya

Mereka menjawab bahwa aksi peretasan dibantu dengan kerja seorang karyawan Twitter yang memberi akses ke alat internal.

Seperti yang diberitakan Pikiran Rakyat dan Galamedia, bantuan dari karyawan Twitter itu terjadi karena mereka menyuap seseorang itu dengan sejumlah pembayaran untuk mendapatkan akses.

"Kami menggunakan perwakilan yang benar-benar melakukan semua pekerjaan untuk kami," ungkap seorang sumber yang identitasnya disembunyikan itu.

Baca Juga: Tak Nyaman Kelola Dana BOS hingga Diancam Oknum, 64 Kepala Sekolah di Riau Kompak Mengundurkan Diri

Selain itu, jawaban peretas ditambahkan dengan menerbitkan potret alat yang digunakan untuk mengambil alih akun.

Tangkapan layar tersebut menunjukkan panel yang digunakan untuk mengakses akun Twitter tertentu yang diretas yang memungkinkan hacker mengirim tweet dari akun tersebut.

Sebagai tanggapan, Juru bicara Twitter buka suara kepada Motherboard bahwa pihaknya masih belum mengetahui sosok karyawan yang terlibat dalam peretasan akun menggunakan alat internal, tetapi sedang menyelidiki kasus peretasan ini.

Baca Juga: Tantang AS Kunjungi Xinjiang, Jubir Menlu Tiongkok: Tuduhan Buruk Muslim Uighur, Tak Sesuai Fakta

Namun demikian, pihak perusahaan lebih meyakini serangan ini sebagai rekayasa sosial terkoordinasi dengan sengaja menargetkan karyawan Twitter untuk akses ke sistem dan alat internal.

"Kami mendeteksi apa yang kami yakini sebagai serangan rekayasa sosial terkoordinasi oleh orang-orang yang berhasil menargetkan beberapa karyawan kami dengan akses ke sistem dan alat internal," tulis cuitan pertama dalam utas @TwitterSupport.

Hanya saja, Twitter tidak menguraikan jenis alat yang digunakan hacker untuk mengakses akun atau cara yang tepat untuk melakukan serangan itu.

Baca Juga: Telusuri Pemberian Keistimewaan Djoko Tjandra, Bareskrim Mulai Bentuk Tim Khusus untuk Usut Tuntas

Di sisi lain, seorang pakar keamanan dunia maya Isobel Asher Hamilton memberikan pandangan bahwa hacker kemungkinan menggunakan alat internal Twitter untuk mengatur ulang email dan kata sandi yang terhubung ke berbagai akun yang dibajak.

Lebih lagi, Hamilton meyakini alat internal itu menjadi satu pondasi untuk mengelola akun akan menjadi "kunci emas" bagi para peretas.

Sementara itu, kasus peretasan yang membobol sistem internal twitter untuk membajak akun orang-orang penting AS guna meraup uang digital mengundang perhatian Biro Investigasi Federal (FBI) di San Francisco

Baca Juga: Habib Rizieq Orasi dalam Aksi Tolak RUU HIP, Sebut Presiden Jokowi Buat Kedaulatan Negara Terancam

"Pada saat ini, akun-akun tersebut tampaknya diretas dengan tujuan penipuan cryptocurrency," ungkap FBI melalui pernyataan seperti dikutip dari Antara News pada Kamis, 16 Juli 2020.

Untuk itu, FBI memutuskan mulai melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus peretasan akun Twitter orang-orang ternama AS.

"Kami mengimbau masyarakat jangan sampai menjadi korban penipuan ini dengan mengirimkan cryptocurrency atau pun uang terkait insiden ini. Karena penyelidikan sedang berlangsung, kami pada saat ini tidak akan memberikan komentar lebih lanjut." pungkas FBI menutup pernyataan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler