Di Tengah Berbagai Tawaran Vaksin Asing, Menristek Dukung Pengadaan Vaksin Merah Putih

- 10 November 2020, 21:40 WIB
Botol vaksin CoronaVac SARS-CoV-2 Sinovac ditampilkan di acara media di Beijing, China, pada 24 September.
Botol vaksin CoronaVac SARS-CoV-2 Sinovac ditampilkan di acara media di Beijing, China, pada 24 September. /lifestyle.bisnis.com/
PR CIREBON – Di tengah berbagai penawaran vaksin yang dikembangkan oleh peneliti luar negeri, Menristek tetap dukung pengadaan vaksin dalam negeri yakni vaksin merah putih.
 
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan vaksin Merah Putih yang kini sedang dikembangkan merupakan simbol kemandirian bangsa.
 
"Dengan adanya vaksin Merah Putih ini, selain dapat mempercepat pemulihan, juga menghemat pembelian vaksin luar negeri yang tentunya harganya jauh lebih mahal," kata Menristek, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News pada Selasa, 10 November 2020.
 
 
Menristek menuturkan vaksin Merah Putih yang diproduksi sendiri oleh bangsa Indonesia diharap bisa lebih manjur dan aman dibandingkan vaksin buatan luar negeri. Sebab, pengembangannya diambil dari virus yang bersirkulasi di Indonesia.
 
Menristek mengatakan bahwa vaksin yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman untuk setiap orang akan berdampak positif bagi kegiatan perekonomian Indonesia. 
 
Menristek berharap dengan adanya vaksin, kehidupan masyarakat dapat kembali berjalan seperti sebelum adanya pandemi.
 
 
Saat ini ada enam institusi dalam negeri yang mengembangkan vaksin Merah Putih, yakni Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Institut Teknologi Bandung.
 
Menristek mengatakan, Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19 memakai prinsip cepat, efektif, mandiri dan keamanan dalam mengembangkan vaksin.
 
Prinsip cepat dan tepat diperlukan karena saat ini semua negara berlomba-lomba mengembangkan vaksin Covid-19. 
 
 
Sementara prinsip efektif penting agar vaksin dapat cocok untuk mengatasi virus, terutama yang bertransmisi di Indonesia. Keamanan juga diperhatikan agar vaksin tidak memberikan efek samping berbahaya.
 
"Mandiri menjadi sangat penting karena negara kita bukan negara kecil, negara dengan penduduk 260 juta tidak bisa begitu saja menggantungkan kebutuhannya akan vaksin dengan membeli dari luar negeri," ujarnya.
 
Menristek juga mengingatkan bahwa Indonesia harus bertransformasi dari "resource-driven economy" menjadi "innovation-driven economy", bangsa inovatif yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mandiri serta berdaya saing global.
 
 
Oleh karena itu, Menristek memuji inovasi dan motivasi para peneliti yang tetap berkreasi di tengah pandemi. 
 
Menurutnya, adanya pandemi telah meningkatkan ekosistem riset dan inovasi bangsa dengan terciptanya berbagai produk riset karya anak bangsa yang berasal dari berbagai lembaga penelitian, terutama perguruan tinggi di Indonesia.
 
Menristek mengatakan, pandemi yang masih berlangsung di tengah peringatan Hari Pahlawan hendaknya jadi momentum mewujudkan kemandirian nasional, serta menjadikan inovasi sebagai solusi pemulihan perekonomian.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x