Partai Masyumi Lahir Kembali, Refly Harun: Sayangnya, Semangat Itu Hanya Diwakili oleh Golongan Tua

- 10 November 2020, 08:12 WIB
Pengamat Hukum Tata Negara, Refly Harun: Partai Masyumi lahir kembali pada 7 November 2020, Refly Harun sebut ada semangat namun hanya diwakilkan oleh golongan tua.
Pengamat Hukum Tata Negara, Refly Harun: Partai Masyumi lahir kembali pada 7 November 2020, Refly Harun sebut ada semangat namun hanya diwakilkan oleh golongan tua. /YouTube Refly Harun

 

PR CIREBON – Pada Sabtu, 7 November lalu, Ahmad Yani yang merupakan petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) secara resmi mendeklarasikan Partai Masyumi.

Partai tersebut sebelumnya pernah didirikan tahun 1943, namun pada 1958, beberapa anggota Masyumi bergabung dengan pemberontakan PRRI terhadap Soekarno. Sebagai hasilnya, pada tahun 1960 Masyumi bersama dengan Partai Sosialis Indonesia dilarang oleh Pemerintah.

Kini, partai tersebut kembali berdiri setelah pendeklarasian pada Sabtu kemarin yang dihadiri banyak tokoh politik, termasuk Amien Rais, yang sebelumnya mendirikan Partai Ummat yang juga merupakan partai Islam.

Baca Juga: Meski Tidak Ada Fasilitas Tambahan, Aparat Gabungan Sudah Siaga Sambut Kedatangan Habib Rizieq

Dalam kesempatan tersebut, Amien mengungkapkan bahwa jika Masyumi lebih besar dalam survey, dia siap melebur Partai Ummat untuk Masyumi. Sebaliknya, jika Partai Ummat lebih besar, dia berharap Masyumi bisa ikut bergabung dengannya.

Dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com dari kanal YouTube Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun, pernyataan Amien Rais menunjukkan bahwa dirinya tidak yakin bahwa partainya akan lebih besar.

“Mungkin karena masanya sudah berlalu, ya, dulu waktu deklarasi PAN antusiasme-nya luar biasa,” kata Refly.

Baca Juga: Kenapa Ular, Serangga, Laba-Laba Banyak Ditakuti? Ini Penjelasan Psikologinya

Menurut Refly, sebelumnya, Partai Masyumi sebenarnya telah kembali berdiri pada era pemilu 1999, tetapi terlalu banyak pihak yang mengklaim sebagai Masyumi.

“Ada Partai Bulan Bintang, besutan Yusril, mirip sekali lambangnya dengan Partai Masyumi. Ada juga Partai Masyumi baru dan Partai Politik Islam Masyumi atau PPI Masyumi. Ketiganya tidak ada yang berhasil, yang bertahan hanya PBB dan hanya partai menengah kebawah,” jelas Refly.

Pada deklarasi Partai Masyumi sekarang, Refly mengakui bahwa dia melihat adanya semangat dalam pendirian itu.

Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan, Berikut Petunjuk Mengheningkan Cipta 60 Detik dari Kemensos

“Sayangnya, semangat itu hanya diwakili oleh golongan tua, bukan anak muda. Memang partai politik di Indonesia itu dideklarasikan oleh orang yang punya modal, dan identik dengan seorang tokoh kecuali pada partai yang didirikan pada orde baru,” tutur Refly, yang kemudian memberikan contoh Gerindra dan Prabowo Subianto, Nasdem dengan Surya Paloh, PKB dengan Gus Dur dan PAN dengan Amien Rais

“Yang betul-betul partai massa hanya PKS mungkin, karena berbasis kaderisasi,” lanjut Refly.

Setelah dibubarkan pada era Soekarno, kata Refly, Masyumi juga tidak ambil bagian dalam pemilu di era orde baru, dan banyak tokohnya yang dihadang.

Baca Juga: Tak Hanya 90 Persen Efektif, Pfizer Inc Sebut Efek Imunisasi Vaksin Miliknya dapat Bertahan 1 Tahun

“Mungkin mereka khawatir dengan keberadaan partai ideologis seperti Masyumi.”

Refly berpendapat orde baru tidak lagi menginginkan partai ideologis.

“Ideology komunis dihancurkan. Ideologi nasionalis dikecilkan, begitu pun dengan ideologi Islam juga dikecilkan. Yang ada hanya ideologi karya,” kata Refly.

Baca Juga: Selamat Hari Pahlawan Trending di Twitter, Netizen Ramai-ramai Kutip Ucapan para Pahlawan Nasional

Sementara untuk era sekarang, partai-partai yang ada bersifat pragmatis, tidak ada lagi partai ideologis.

“Dengan berdirinya Partai Masyumi sekarang, apakah bisa meningkatkan kembali partai ideologis? Atau justru akan layu sebelum berkembang lagi?” tanya Refly.

 ***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah