Seruan Bela Rasul ala Habib Rizieq Ditanggapi, Refly Harun: Jangan Melawan Arus, Hormati Kebebasan

- 4 November 2020, 12:59 WIB
Refly Harun Berikan tanggapan atas kritik pedas Habib Rizieq
Refly Harun Berikan tanggapan atas kritik pedas Habib Rizieq /
PR CIREBON - Pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab (HRS) menyindir para pihak yang bersikap pura-pura bijak saat Nabi Muhammad SAW dihina. 
 
Padahal, kata Rizieq, mereka sangat marah saat organisasi atau tokohnya dihina.
 
"Oleh karenanya saya serukan juga kepada seluruh umat Islam yang ada di Tanah Air tercinta Indonesia, abaikan saja kicauan kaum zindik yang pura-pura arif dan pura-pura bijak menyerukan kepada umat Islam agar tidak marah walaupun nabinya dihina. Ini ajakan yang sesat dan menyesatkan," ujar Rizieq.
 
"Padahal mereka-mereka yang menjual kicauan-kicauan murahan tersebut pada saat dirinya dihina, organisasinya dihina, tokohnya dihina kelompoknya dihina bahkan mereka yang paling depan paling marah keluar dari mulutnya sumpah serapah. Bahkan lapor sana lapor sini dan seterusnya tapi manakala nabinya yang dihina mereka pura-pura arif dan pura-pura bijak," sambung dia.
 
 
Rizieq juga menepis narasi yang mengajak umat tak perlu bereaksi sebab karikatur di Prancis itu bukan karikatur Nabi Muhammad SAW. Narasi itu didasarkan, kata Rizieq, bahwa tidak ada satu pun yang tahu wajah Nabi Muhammad SAW.
 
"Begitu juga abaikan saja kicauan kaum zindik yang mengatakan bahwa karikatur itu bukan karikatur Nabi Muhammad, karena wajah Nabi Muhammad tidak ada satu pun yang tahu dan tidak ada satu pun yang bisa atau boleh menggambarkannya jadi karikatur tersebut tidak perlu kita bereaksi karena itu bukan karikatur Nabi Muhammad. Jadi, tidak perlu kita bereaksi karena itu bukan karikatur Nabi Muhammad," ujar Rizieq.
 
Rizieq lantas memberikan contoh soal gambar binatang. Menurut Rizieq, unsur penghinaan dapat terpenuhi apabila gambar tersebut dikaitkan dengan seseorang.
 
"Sampaikan kepada semua masyarakat Indonesia, mana kala ada satu gambar binatang, mana kala ada satu gambar yang menghinakan kemudian di situ ditulis bahwa itu yang dimaksud si anu, atau yang dimaksud si A atau yang dimaksud si B maka itu berarti penghinaan bagi yang bersangkutan walaupun itu gambar binatang, walaupun itu bukan yang bersangkutan tapi manakala gambar binatang tersebut dinisbahkan kepada seseorang berarti itu menjadi penghinaan bagi orang tersebut," kata Rizieq.
 
 
"Begitu juga karikatur, karikatur apapun yang digambar dalam karikatur tersebut yang kita yakini tentu bukan wajah Nabi, tapi pada saat ditulis bahwa ini adalah Nabi Muhammad pada saat ditulis bahwa ini adalah orang yang bernama Muhammad pada saat dinisbahkan karikatur tersebut, kepada Nabi kita maka itu menjadi penghinaan yang tidak boleh kita biarkan," sambung Rizieq.
 
Rizieq pun menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk mengikuti aksi bela Nabi Muhammad SAW. Aksi digelar di Jakarta dan Bandung dalam waktu yang berbeda.
 
"Saya serukan semuanya untuk aksi 211 (2 November) di Jakarta dan aksi 411 (4 November) di Kota Bandung untuk membela Nabi Muhammad SAW yang telah dihinakan, dilecehkan oleh Presiden Prancis, yang dihinakan dilecehkan oleh sebagian masyarakat Prancis, oleh media-media Prancis," kata Rizieq.
 
 
Rizieq menegaskan jangan pernah diam jika Nabi Muhammad SAW dihina. Dia mengajak seluruh umat Islam untuk menunjukkan kecintaan dan pembelaan kepada Nabi Muhammad SAW.
 
"Jangan pernah berikan ruang sekecil apa pun, kepada siapa pun yang ingin merendahkan melecehkan Nabi kita Sayyidina Muhammad SAW," ujar Rizieq.
 
Seperti yang telah dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari video yang diunggah Selasa 3 November 2020 pada akun YouTube Refly Harun
 
Menurut Refly Harun memang kritik habib Rizieq itu ada benarnya juga, tapi tidak bisa mengatakan dalam konteks nabi Muhammad tapi dalam konteks kebebasan berpendapat baik secara lisan maupun tulisan.
 
 
Jadi jika dikaitkan soal penghinaan pencemaran nama baik, itu soal-soalnya sangat klasik di Indonesia ini, karena orang merasa terhina dan tercemar nama baik itu bisa sangat subjektif.
 
"Oleh karena itu kemudian dibuatlah pasal tentang penghinaan oleh kepala negara seperti Belanda memenjarakan bung Karno yang di zaman orde lama memenjarakan tokoh-tokoh yang kritis pada bung Karno, kemudian di zaman era orde baru memenjarakan tokoh-tokoh yang kritis kepada Soeharto itu dihapuskan termasuk juga undang-undang subversif yang dengan gampangnya menangkap seseorang karena dianggap sudah melakukan tindak subversif." ucap Refly Harun
 
Standar yang ingin dikaitkan dengan konteks demokrasi Pancasila yang berkemanusiaan yang adil dan beradab memelihara persatuan yang juga berketuhanan 
 
Seharusnya di pahami baik-baik konsep penghinaan dan pencemaran nama baik harusnya pada orang bukan kepada lembaga.
 
 
Karena lembaga itu adalah makhluk yang tidak bernyawa, tidak mungkin lembaga merasa terhina tidak mungkin tersinggung dia merasa terhina yang merasa tersinggung pastilah orang dan orang tersebut bisa jadi kemudian ada dalam lembaga tapi kita harus bisa membedakan antara lembaga dan orang.
 
"Kalau kita misalnya mengkritik penguasa tidak berarti kita mengkritik negara atau kalau kita misalnya mengkritik sebuah organisasi sebuah lembaga tidak berarti kita mengkritik orang perorang." ujarnya
 
Jadi seharusnya membedakan mana lembaga yang tidak punya nyawa yang tidak punya kepribadian dengan orang yang punya kepribadian.
 
 
Bicara tentang unsur penghinaan dan pencemaran nama baik, harus jelas siapa subjeknya dan siapa yang merasa dihina juga siapa yang merasa dicemarkan. Tidak bisa harusnya kumpulan orang yang begitu banyak sementara tidak ada yang namanya serangan langsung yang dianggap seperti itu
 
"Penting agar demokrasi kita ini jaga dengan baik saya pernah misalnya waktu itu kalau tidak salah ya seorang presenter TV terkenal mengkritik tentang DPR kinerja DPR dan lain sebagainya dan lain sebagainya bahkan lagu Iwan fals masih mengkritik dinyanyikan oleh anggota DPR sendiri." ujar Refly Harun
 
"Engkau dipilih oleh rakyat bukan dilotre DPR harusnya menyuarakan suara rakyat bukan kurs 7 dan lain sebagainya." imbuhnya
 
 
Tapi dalam kesempatan lain ketika seorang presenter TV mengkritik DPR ada yang tersinggung bahkan mengancam untuk membuka boroknya dan lain sebagainya dan lain sebagainya yang tidak sehat.
 
Karena dewan perwakilan rakyat itu adalah sebuah institusi yang tak bernyawa sebuah institusi yang tidak punya kepribadiannya jadi dia tidak mungkin bisa tersinggung yang tersinggung itu tentu pengurus pengurus atau anggota anggotanya tuh ketua ketuanya
 
Kalau sebuah statement dibantah dan bantahannya benar dengan fakta dan data maka sesungguhnya sudah merupakan delegitimasi terhadap mereka yang menyampaikan fakta dan data awal
 
Dimensi yang ingin saya singgung dalam kaitannya dengan pernyataan habib Rizieq tapi kalau kita kaitkan dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam itu lain lagi
 
 
Ini sudah soal biologi kalau sudah soal biologi pasti tentang hidup dan mati soal dunia dan akhirat beda lagi perspektifnya jadi kalau kita kaitkan dengan konstitusi, kaitkan juga dengan penghormatan terhadap pemeluk agama termasuk juga kebebasan untuk menjalankan agama dan kepercayaannya
 
kalau di kita sebagai Muslim kita percaya bahwa kita punya apa ya semacam peraturan standar bahwa tidak boleh menggambarkan sosok Rasulullah mau itu direka-reka pakai sketsa ataupun sekedar karikatur atau gambar-gambar lainnya tidak boleh.
 
"Jadi kenapa tidak boleh digambarkan tidak boleh di karikatur kan ya sudah terima saja karena itu keyakinan dan sikap dari seluruh umat Islam di dunia." ucapnya
 
 
Jadi buat apa kita melawan arus atau gelombang yang memang sudah begitu adanya namun untuk yang terkait pernyataan habib Rizieq kalau kita kaitkan dengan hal-hal yang misalnya perasaan terhina sebagai lembaga sebagai orang dan lain sebagainya harusnya kita harus lihat ruang demokrasi dan kebebasan berpendapat
 
"Satu soal keyakinan, satu soal kehidupan berdemokrasi atau bernegara." imbuhnya
 
Dengan demikian, berbicara soal keyakinan itu sifatnya sudah absolut, tapi berbicara soal demokrasi yang penuh opini adalah relatif yang relatif, karena yang terpenting sebagai bangsa harus sama-sama menjaga demokrasi konstitusional.
 

 ***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x