Dengan begitu, ketergantungan Indonesia terhadap Prancis atau negara-negara lainnya bisa berkurang serta neraca perdagangan pun bisa dijaga agar seimbang, bahkan selalu surplus.
Ketua DPP LDII itu mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron, terkait kartum Nabi Muhammad SAW. Di lain hal, dia juga tidak membenarkan aksi pembunuhan yang dilakukan oleh Abdullakh Anzorov terhadap seorang guru yang mempertontonkan karikatur Rasulullah SAW.
“Islam menolak kekerasan dan menyayangkan tindakan yang dilakukan Abdullakh Anzorov. Tapi, kebijakan Macron yang memperbolehkan kartun mengenai Nabi Muhammad kami kecam,” kata dia.
Baca Juga: Hadiri Rakornas FKUB, Ma’ruf Amin Sebut Moderasi Beragama Kunci Terciptanya Toleransi dan Kerukunan
Chriswanto mengatakan aksi boikot terhadap produk-produk Prancis bisa menjadi pelajaran bagi negeri itu. Jangan sampai kebebasan berekspresi digunakan untuk menghina agama lain.
Sementara itu, Anggota Dewan Pakar DPP LDII Bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, Arief Iswanto, mengatakan kemandirian, terutama di bidang pangan masih menjadi problematika di indonesia.
“Kemandirian pangan itu penting, karena tantangan pada masa depan adalah kelangkaan pangan,” kata dia.
Baca Juga: Bela Presiden Macron yang Banyak Dikecam, Menlu UEA : Dia Tidak Ingin Mengisolasi Muslim di Barat
Menurut Arief, Indonesia dengan luas 1,9 juta kilometer persegi tetapi masih menjadi importir pangan dan produk turunannya.
“Padahal bila dihitung kebutuhan pangan per provinsi, kita bisa menemukan angka produksi dan kebutuhan pangan masyarakat,” pungkas Arief.***