Al Qaeda Terusik Pernyataan Presiden Prancis, Ancam akan Bunuh Siapapun Hina Nabi Muhammad SAW

- 3 November 2020, 16:02 WIB
Pemimpin senior Al-Qaeda, Abu Muhsin Al-Masri tewas dibunuh Pasukan Keamanan Afghanistan.*
Pemimpin senior Al-Qaeda, Abu Muhsin Al-Masri tewas dibunuh Pasukan Keamanan Afghanistan.* /Twitter/@NDSAfghanistan/
PR CIREBON - Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menghina umat islam mendapat kecaman dari berbagai kalangan. Kecaman keras juga datang dari organisasi paramiliter fundamentalis Islam Sunni yakni Al-Qaeda.
 
Al-Qaeda bahkan mengancam Macron dan menyerukan ke pengikutnya untuk membunuh siapa saja yang menghina Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut ia suarakan karena Macron sebelumnya telah memberi pernyataan yang menyinggung Islam dan menghina Nabi.
 
"Membunuh siapa pun yang menghina Nabi (Muhammad) adalah hak setiap Muslim," kata kelompok jihadis berakronim Prancis AQMI, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI pada Selasa, 3 November 2020.
 
 
Aksi Macron dalam membela penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh majalah Charlie Hebdo atas dasar kebebasan berbicara dan berekspresi telah memicu kemarahan Muslim di seluruh dunia,  dan berujung pada pemboikotan produk-produk asal Prancis.
 
AQMI juga mendukung aksi pemboikotan tersebut. Menurutnya, boikot adalah kewajiban meski tidak cukup hanya dengan boikot saja. Sehingga AQMI mengatakan akan membalas komentar Macron yang menyinggung Islam. 
 
Sebelumnya, Macron juga mengaitkan Islam dengan terorisme setelah adanya insiden pemenggalan seorang guru, Samuel Paty, karena menunjukkan gambar Nabi Muhammad kepada murid-muridnya selama pelajaran tentang kebebasan berekspresi.
 
 
Macron pun telah menyanggah tudingan yang menghampirinya. Ia mengaku, hanya ingin mendukung kebebasan berpendapat dan berekspresi yang dimiliki seluruh warga Prancis.
 
Macron juga menegaskan, Prancis tidak pernah punya masalah dengan agama apa pun. Ia memastikan, semua agama bisa dipraktikkan dengan bebas di negaranya. 
 
"Semua agama ini dipraktikkan dengan bebas di negara ini. Tidak ada stigmatisasi khusus. Prancis berkomitmen menjaga perdamaian dan hidup berdampingan bersama," ujarnya. ***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x