Ikut Tanggapi Emmanuel Macron, Presiden Jokowi: Prancis Lukai Perasaan Umat Islam Seluruh Dunia

- 31 Oktober 2020, 18:39 WIB
Tangkapan  Layar Pidato Presiden Jokowi terkait pidato Presiden Prancis
Tangkapan Layar Pidato Presiden Jokowi terkait pidato Presiden Prancis /YouTube.com/Sekretariat Presiden/
PR CIREBON - Tanggapi pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya buka suara dan beri pernyataan tegas.
 
Presiden Jokowi menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menghina umat Islam.
 
"Indonesia juga mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia," kata Presiden Jokowi, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News pada Sabtu, 31 Oktober 2020.
 
 
Presiden Jokowi menyampaikan hal itu seusai bertemu dengan para tokoh agama di Indonesia yang berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) serta Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Agama Fachrul Razi.
 
Presiden Jokowi mengatakan pernyataan Marcon bisa memecah belah persatuan antarumat beragama, yang mana seharusnya persatuan harus lebih ditegakkan di gengah pandemi ini.
 
"Yang bisa memecah belah persatuan antarumat beragama di dunia di saat dunia memerlukan persatuan untuk menghadapi pandemi Covid-19," kata Presiden Jokowi.
 
 
Presiden Jokowi menilai bahwa kebebasan berekspresi yang mencederai kehormatan, kesucian serta kesakralan nilai-nilai dan simbol agama sama sekali tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan.
 
Sebelumnya, ada dua peristiwa besar yang terjadi di Perancis dan menyulut respon negara-negara muslim di dunia, termasuk Indonesia.
 
Pertama, peristiwa pemenggalan guru Sejarah dan Geografi Samuel Paty (47) pada 16 Oktober 2020 di Eragny yang dipenggal oleh pendatang dari Chechnya, Abdoullakh Abouyezidovitch (18), karena Paty menunjukkan kartun nabi Muhammad.
 
 
Atas peristiwa ini Presiden Marcon berpendapat bahwa Paty hanya mengajarkan kebebasan berekspresi dan berpendapat pada para siswanya. Macron juga mengeluarkan kata-kata soal Islam yang menyinggung umat Muslim.
 
Macron menyebut "Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis saat ini, di seluruh dunia".
 
Menurut Macron, pemenggalan guru sejarah tersebut merupakan serangan teroris Islam. Macron juga menuduh Muslim bersikap separatis.
 
Kedua, peristiwa yang terjadi pada Kamis, 29 Oktober 2020, yakni penyerangan bersenjata pisau yang menewaskan dua orang dan melukai sejumlah orang lainnya di satu gereja di Kota Nice, Prancis.
 
 
Hal inilah yang membuat sejumlah negara Islam di dunia mengecam pernyataan Presiden Prancis itu. Muncul juga kampanye untuk memboikot produk asal Prancis.
 
Dari dua peristiwa besar tadi, Presiden Jokowi menilai bahwa mengaitkan agama dengan tindakan terorisme sebuah kesalahan besar. Indonesia juga mengecam keras kekerasan yang terjadi di Paris dan Nice, namun Indonesia juga mengecam tuduhan sparatisme yang ditujukan kepada umat islam.***
 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x